Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial Nusa Tenggara Barat menyalurkan bantuan kebutuhan pokok berupa beras sebanyak 1.988 kilogram kepada warga terdampak bencana cuaca ekstrem di wilayah pesisir Kota Mataram.

Kepala Dinas Sosial NTB H Ahsanul Khalik mengatakan penyaluran bantuan beras tersebut menindaklanjuti instruksi Gubernur NTB Zulkieflimansyah yang sudah datang menyapa warga terdampak cuaca ekstrem di sepanjang pesisir Kota Mataram pada Minggu (25/12) malam.

"Nantinya, bantuan kebutuhan dasar ini akan kita pasok selama 10 hari ke depan. Yang pasti, semua korban terdampak cuaca ekstrem dan para nelayan yang tidak bisa melaut akan fokus kita perhatikan dengan saksama," kata Ahsanul Khalik saat dihubungi melalui telepon dari Kota Mataram, Senin.

Menurut AKA sapaan akrabnya, bantuan yang diberikan merujuk pada data yang diberikan oleh pemerintah kelurahan di lokasi terdampak cuaca ekstrem di pesisir Kota Mataram. Namun, mantan Camat Cakranegara itu, memastikan siap memberikan bantuan lagi manakala ada warga yang belum terdata saat ini.

Baca juga: Warga Pantai Mapak NTB terdampak abrasi diupayakan untuk direlokasi

"Pastinya, kalau masih kurang agar segera dilaporkan, karena Pak Gubernur dan Ibu Wakil Gubernur menjadikan atensi khusus bagi warga terdampak di Pantai Ampenan, karena mereka dalam kondisi tidak bisa melaut," ujarnya.

Abrasi akibat gelombang besar yang melanda pesisir Kota Mataram ini merusak lapak usaha warga, rumah makan, dan rumah tinggal di Lingkungan Bintaro, Pondok Perasi, Pantai Penghulu Agung, dan  Mapak.

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram mulai melakukan asesmen atau penilaian terhadap puluhan rumah warga pesisir yang rusak akibat abrasi pantai dampak dari cuaca ekstrem pada Jumat (23/12).

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Mataram Multazam mengatakan data sementara jumlah rumah yang rusak berat akibat abrasi pantai sebanyak 23 unit.

"Dari 23 unit rumah yang rusak itu, sebanyak 13 rumah di Lingkungan Mapak Indah dan 5 rumah di Lingkungan Pantai Gading Kecamatan Sekarbela. Sedangkan 5 rumah di Bintaro Kecamatan Ampenan," ujarnya.

Baca juga: BPBD: Lima daerah di NTB terdampak bencana akibat cuaca ekstrem

Multazam mengatakan, jumlah rumah yang rusak akibat abrasi itu masih data sementara.

"Kemungkinan ada tambahan, terutama untuk rusak sedang atau ringan. Kalau yang 23 rumah itu masuk rusak berat karena sebagian rumah mereka habis dibawa gelombang," katanya.

Sementara terkait dengan prediksi total kerugian warga, Multazam belum dapat menyebutkan, karena proses asesmen masih berlangsung.

Menurut dia, hasil asesmen yang dilakukan itu akan menjadi acuan dalam penanganan rekonstruksi dan rehabilitasi yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

Hanya saja, lanjutnya, jika melihat kondisi bencana yang setiap tahun selalu terjadi di kawasan Pantai Mapak dan Gading, serta mempertimbangkan hasil kajian tim ahli yang menyebutkan potensi pantai akan hilang akibat abrasi setiap tahun sekitar 5 meter, penanganan harus dilakukan secara permanen.

Baca juga: BPBD NTB imbau warga waspada cuaca ekstrem

"Artinya, daripada kita bantu masyarakat membangun atau memperbaiki rumah mereka di pesisir, lebih baik direlokasi ke radius yang aman dari potensi abrasi," katanya.
 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022