Roma (ANTARA) - Tahun 2022 akan menjadi tahun terpanas di Italia sejak pencatatan dimulai pada 1800, menurut data dari Institut Ilmu Atmosfer yang dinaungi oleh Dewan Penelitian Nasional (National Research Council/NRC) Italia.

"Terdapat catatan rekor tertinggi di sepanjang tahun ini, yang dimulai pada musim semi, sepanjang musim panas, dan saat ini pada musim dingin," ujar Bernardo Gozzini, direktur konsorsium meteorologi LaMMA NRC, kepada Xinhua.

Rekor baru itu tidak akan disahkan hingga akhir tahun 2022, namun sejumlah pejabat LaMMA menyampaikan bahwa secara statistik mustahil bagi rata-rata suhu untuk turun hingga menjadi lebih rendah dari angka yang tercatat pada 2018, yang sebelumnya merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat di Italia.

LaMMA pada Juli mulai melaporkan bahwa tahun ini berpotensi untuk menjadi tahun terpanas dalam sejarah. Pada Oktober, konsorsium itu menyampaikan bahwa suhu di Italia utara dan tengah 3,2 derajat Celsius lebih tinggi dari biasanya.
 
   Selain itu, organisasi tersebut melaporkan suhu yang 5 hingga 7 derajat Celsius lebih tinggi dari rata-rata pada akhir Desember di sebagian besar wilayah Eropa selatan dan tengah, termasuk Italia.   Menurut Italian Meteorological Society, atau Nimbus, gelombang cuaca hangat dari Afrika Utara menyebabkan suhu pada Desember melonjak ke level tertinggi yang tidak sesuai dengan musim. Pejabat Nimbus Daniele Cat Berro mengatakan kepada Xinhua bahwa suhu tinggi di Italia tengah dan selatan akan bertahan setidaknya hingga akhir tahun.


Tahun 2022 menjadi tahun yang berat di Italia, dengan periode kemarau musim panas yang panjang membuat ketinggian air turun 75 persen di sebagian besar sungai utama di Italia, dan memangkas sepertiga produksi pertanian. Suhu panas yang menyengat itu menyebabkan ratusan kasus kematian.

Pada Juli, minimnya curah hujan dan suhu tinggi yang tidak sesuai dengan musim menyebabkan sebuah gletser di Pegunungan Dolomites di Italia utara runtuh.
 
   Menurut Italian Meteorological Society, atau Nimbus, gelombang cuaca hangat dari Afrika Utara menyebabkan suhu pada Desember melonjak ke level tertinggi yang tidak sesuai dengan musim. Pejabat Nimbus Daniele Cat Berro mengatakan kepada Xinhua bahwa suhu tinggi di Italia tengah dan selatan akan bertahan setidaknya hingga akhir tahun


Di tingkat global, 2016 masih menjadi tahun terpanas dalam sejarah, disusul oleh 2020, 2019, dan 2022, papar NRC. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022