New York (ANTARA) - Hedge fund atau dana lindung nilai global akan mencatat pengembalian terburuk mereka dalam 14 tahun pada 2022 setelah kenaikan suku bunga AS yang agresif memukul harga-harga aset dengan keras, namun penurunan mereka secara keseluruhan lebih kecil daripada penurunan yang terlihat di pasar ekuitas dan obligasi tahun ini.

Beberapa strategi dana lindung nilai yang menempatkan uang dalam komoditas dan mata uang menggunakan strategi fokus makro dan mengeksploitasi perbedaan harga antara sekuritas-sekuritas terkait yang berkinerja baik pada 2022, memberikan keuntungan yang layak kepada investor.

"Lebih dari kapan pun dalam sejarah baru-baru ini, baik ekuitas maupun obligasi sangat sensitif terhadap peristiwa makro, terutama terhadap angka inflasi," kata Meisan Lim, direktur pelaksana penelitian dana lindung nilai di Cambridge Associates.

Menurut perusahaan data investasi Preqin, pengembalian dana lindung nilai telah turun 6,5 persen tahun ini, terbesar sejak penurunan 13 persen pada 2008.

Sebelumnya, indeks MSCI Dunia pernah mengalami penurunan sebesar 18,7 persen dan indeks ICE BofA U.S. Treasury turun sebesar 11,9 persen.

Dari segi strategi, dana-dana makro naik 8,2 persen hingga November tahun ini, sementara strategi lindung nilai ekuitas dan dan lindung nilai berbasis peristiwa masing-masing turun 9,7 persen dan 4,7 persen, menurut data HFR.

"Sebagai sebuah strategi, makro secara historis kurang berkorelasi dengan pergerakan di pasar saham yang lebih luas, membantu mendiversifikasi portofolio," kata UBS dalam sebuah catatan.

"Kami pikir kelanjutan dari kebijakan moneter yang ketat dan volatilitas yang tinggi akan terbukti menguntungkan bagi manajer makro pada 2023."

Aktivis dana-dana yang menggunakan saham minoritas untuk mendorong perubahan strategi dan manajemen guna membuka nilai pemegang saham, merosot 13,8 persen, menurut data HFR.

Strategi mengikuti tren berhasil pada 2022 karena lingkungan inflasi, kata Andrew Hendry, kepala Asia di Janus Henderson Investors, manajer aset global yang juga mengelola Global Multi-Strategy Fund jangka pendek senilai 900 juta euro (955,17 juta dolar AS).

"Pengikutan tren bekerja berdasarkan gagasan bahwa pasar memproses informasi secara tidak efisien dan pada kecepatan yang berbeda, dan pasar yang bergerak ke satu arah untuk memulai, lebih cenderung terus bergerak ke arah itu," kata Hendry.

"Tren ini memiliki tahun 2022 yang hebat dengan hal-hal seperti harga-harga komoditas yang kuat dan obligasi yang lemah berkontribusi secara substansial terhadap kinerja."

Bersamaan dengan jatuhnya aset-aset tradisional dari ekuitas hingga obligasi, aset bersih dana lindung nilai global turun 4,8 persen dalam tiga kuartal pertama tahun ini menjadi 4,3 triliun dolar AS. Mereka melihat arus keluar gabungan sebesar 109,8 miliar dolar AS pada periode itu, menurut data Preqin.

Hanya 915 dana yang diluncurkan tahun ini, paling sedikit dalam 10 tahun, data menunjukkan.

Baca juga: Hedge fund tergelincir 5,9 persen di paruh pertama tahun ini

Baca juga: Hedge fund catat kinerja negatif pada Mei karena kekhawatiran resesi
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022