Cianjur (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat selama dua hari terakhir, Minggu dan Senin (1-2/1), empat gempa susulan terjadi di wilayah Cianjur, Jawa Barat, dengan kekuatan mulai dari 1.9 magnitudo sampai dengan 3.0 magnitudo.

Kepala Stageof BMKG Bandung Teguh Rahayu saat dihubungi Senin, mengatakan gempa susulan di Cianjur masih terjadi sejak gempa pertama 5.6 magnitudo sampai hari ini, Senin, sehingga total gempa yang tercatat sebanyak 447 kali.

"Sampai hari ini terjadi 447 gempa susulan yang terbaru gempa susulan berkekuatan 2,4 magnitudo pada Senin pagi, kemungkinan gempa susulan dapat terjadi meski sempat selama lima hari tidak ada," katanya.

Baca juga: PMI: Banyak permintaan bangun hunian darurat dari korban gempa Cianjur

Teguh menjelaskan, kejadian gempa Cianjur merupakan terbesar dalam catatan gempa bumi di Jawa Barat sepanjang tahun 2022 sempat terjadi 1.290 kali gempa yang disebabkan sesar aktif dasar lain, subdiksi pertemuan lempeng tektonik, hingga aktivitas sesar di darat.

"Sedangkan di Cianjur, gempa disebabkan aktivitas Sesar Cugenang yang baru teridentifikasi oleh BMKG, sehingga dari seribuan gempa di Jabar, 447 di antaranya terjadi di Cianjur," katanya.

Baca juga: Kementerian PUPR perbaiki 164 bangunan sekolah di Cianjur

Selama ini, kata Teguh, gempa yang terjadi di Jabar dipicu dari sesar aktif dasar laut, ada juga sesar Garsela dan Cimandiri. Sedangkan pada dua hari awal tahun 2023 empat gempa kembali terjadi di Cianjur yang getarannya sempat membuat resah warga.

Warga di beberapa desa yang baru kembali ke rumah setelah satu bulan lebih berada di posko pengungsian, berhamburan keluar rumah karena merasakan gempa yang cukup kencang sejak pagi hingga siang.

Baca juga: Pemkab Cianjur tetap siapkan tiga titik relokasi untuk korban gempa

"Cukup terasa getarannya, sehingga kami berhamburan keluar rumah, pagi ini pukul 07.00 WIB dan pukul 11.05 WIB, pada Minggu siang dan sore kami juga merasakan gempa yang cukup kencang. Kami berharap tidak ada lagi gempa susulan," kata warga Desa Nagrak, Fauzi Noviandi.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023