Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati mengatakan program skema pemadanan atau matchig fund dapat memperbaharui inovasi pendidikan vokasi.

“Program skema pemadanan ini dapat memperbaharui serta menyempurnakan bentuk inovasi yang ada di pendidikan vokasi, baik di SMK maupun perguruan tinggi,” ujar Kiki di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan Kemendikbudristek memiliki program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan yang telah diikuti sejumlah SMK di Tanah Air. Pada tahun pertama program tersebut, yakni 2022, lanjut Kiki, terdapat 349 perusahaan yang telah bersinergi dengan SMK dengan nilai investasi sebesar  Rp439 miliar.

Baca juga: Industri berharap durasi program SMK PK SPD lebih lama

Baca juga: Kemendikbudristek buka Program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan 2023


Pihaknya mengucapkan terima kasih pada pihak industri yang telah memberikan kesempatan pada SMK untuk berkolaborasi.

“Ke depan, SMK akan menghasilkan SDM yang kompeten dan relevan dengan kebutuhan industri,” kata dia.

Kiki menjelaskan sinergi pemerintah dengan entitas bisnis dunia kerja dunia usaha dan dunia industri merupakan hal yang sangat penting. Tidak hanya menjaga kesinambungan penyelenggaraan pendidikan vokasi, tetapi juga diharapkan mampu menyokong dan mendukung upaya peningkatan daya saing bangsa, serta mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.

Kemendikbudristek juga mengajak pihak industri untuk dapat memanfaatkan peraturan tentang insentif pajak, yakni dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Super Tax Deduction pada 2019. Pada 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah menyusun panduan untuk memanfaatkan Peraturan Menteri Keuangan tersebut.

Baca juga: Skema pemadanan dukungan SMK PK jawab kebutuhan industri

Dengan demikian, diharapkan akan semakin banyak entitas bisnis, termasuk UMKM yang terlibat dalam kolaborasi program-program transformasi pendidikan vokasi dan dapat mendukung industri untuk terus bisa berdaya saing mampu tumbuh dan berkembang.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023