Jakarta (ANTARA) -
Dokter spesialis anak dr. Muhammad Rizki SpA menyarankan orangtua mengimunisasi anak di fasilitas kesehatan (faskes) yang memiliki izin praktik agar tidak mendapatkan vaksin palsu.
 
“Tipsnya yang sudah pasti dilakukan di faskes primer seperti puskesmas untuk imunisasi dasar, Insya Allah produk vaksinnya bagus,” ucapnya dalam diskusi mengenai imunisasi anak yang diikuti di Jakarta, Rabu.
 
Ia mengatakan untuk mendapatkan vaksinasi anak yang baik harus dilakukan di tempat yang fasilitas layanan kesehatannya memiliki izin praktik dan dokternya terdaftar serta punya izin praktik.
 
Rizki juga menyarankan untuk tidak tergiur dengan tawaran vaksinasi murah dan dijual dengan tidak berizin resmi yang dilakukan oleh orang di luar tenaga kesehatan.

Baca juga: Dokter sarankan orangtua lengkapi imunisasi polio suntik pada balita

Baca juga: Dinkes: 110.811 anak di Aceh Timur jadi sasaran imunisasi polio
 
“Jangan sembarangan pilih vaksin murah karena vaksin tidak diperjualbelikan secara bebas apalagi bukan orang Kesehatan, kalau dijual tidak ada izin resminya harus diwaspadai,” ucapnya.
 
Ia mengatakan untuk memastikan vaksin yang diberikan baik untuk anak, biasanya dokter selalu mengecek tanggal kadaluarsa vaksin dan vaksin dipastikan dalam kondisi baik sebelum diberikan.
 
Selain itu, fasilitas layanan Kesehatan dan dokter yang akan mengadakan vaksinasi biasanya sudah melalui proses yang ketat dan berizin resmi.
 
“Ilmu itu yang hanya diketahui tenaga kesehatan, jadi disarankan vaksinasi di fasilitas pelayanan Kesehatan yang memiliki izin resmi dan memiliki izin mengadakan vaksin yang resmi,” ucap Rizki.
 
Adapun dampak vaksinasi palsu pada anak yang bisa terjadi anak tidak kebal terhadap jenis penyakit tertentu. Selain tidak memiliki kekebalan sama sekali, vaksin palsu juga bisa menyebabkan anak mengalami infeksi karena dibuat dengan proses yang tidak steril dan tidak memiliki prosedur standar vaksin yang sebenarnya.
 
Beberapa gejala infeksi yang bisa terjadi jika anak mendapatkan vaksin palsu di antaranya demam tinggi, detak jantung yang tidak teratur dan cenderung lebih cepat, sesak napas dan penurunan nafsu makan. Infeksi juga memungkinkan anak mengeluh sakit dan menjadi lebih rewel.*

Baca juga: Dinkes sebut 350 ribu anak di Aceh sudah imunisasi polio

Baca juga: Dinkes: 2.136 anak di Pulau Weh-Sabang sudah divaksin polio

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023