Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI, Deddy Saleh mengatakan Indonesia melakukan ekspansi pasar non-tradisional ke sejumlah negara Afrika.

Deddy pada 9-16 September telah mengunjungi Kenya dan Tanzania.

"Kunjungan ini bertujuan untuk mengeratkan kembali hubungan Indonesia dengan Kenya dan Tanzania yang sejak tahun 1955 telah memiliki sejarah hubungan politik dan ekonomi sebagai sesama negara anggota Gerakan Nonblok," kata Deddy dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin (17/9).

Dia berharap kunjungan tersebut dapat meningkatkan hubungan ekonomi dan investasi baik RI maupun kedua negara Afrika tersebut.

Dalam lawatannya ke Afrika, Deddy didampingi oleh Staf Ahli Menteri Bidang Diplomasi Perdagangan Herry Soetanto, Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif Dody Edward, serta Direktur Ekspor Hasil Industri dan Pertambangan Thamrin Latuconsina.

Deddy, didukung oleh Kedutaan Besar RI di masing-masing negara melakukan forum bisnis, kunjungan kerja serta pertemuan bisnis satu per satu antara delegasi bisnis Indonesia dengan para pengusaha asal Kenya dan Tanzania.

Sedangkan saat kunjungan di Nairobi, Kenya, rombongan Kementerian Perdagangan diterima langsung oleh Menteri Perdagangan Republik Kenya, Moses Wetangula.

Moses menyatakan kunjungan tersebut sebagai salah satu upaya meningkatkan kerja sama dengan Indonesia mengingat kedua negara memiliki peluang di bidang perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan.

Kendati demikian, hal tersebut belum dapat dioptimalkan oleh kedua belah pihak dengan potensi pengembangan yang terdiri dari bidang karet, otomotif, serta produk makanan dan minuman.

Sejumlah peluang ekspor yang bisa dimanfaatkan oleh dunia usaha Indonesia dalam memasok kebutuhan pasar Afrika antara lain beberapa produk pendukung sektor infrastruktur (Gen-Set, rangka baja, kawat baja, kabel listrik, kaca atau jendela untuk kantor dan rumah, ubin keramik, marmer, rangka pintu, pintu jadi, lampu rumah, lampu jalan, serta spare-parts alat-alat berat).

Kemudian untuk bidang otomotif di

Afrika merupakan peluang yang dapat ditindaklanjuti mengingat jumlah bengkel terus tumbuh secara signifikan.

Selain itu biaya servis mobil yang cukup tinggi dan kebutuhan bengkel yang dapat dipenuhi oleh Indonesia antara lain seperti berbagai keperluan perawatan mobil, aksesoris mobil, suku cadang, dan accu.

Pada forum bisnis, Kemendag juga mensosialisasikan kegiatan Trade Expo

Indonesia (TEI) 2012 yang akan berlangsung pada 17-21 Oktober 2012 di Jakarta.

Kemendag menjelaskan fasilitas yang akan diberikan kepada para pembeli serta gambaran secara utuh mengenai potensi produk ekspor Indonesia yang berkualitas dan sangat kompetitif dibandingkan dengan negara pesaing lainnya.

Neraca perdagangan Indonesia - Kenya pada periode 2007 - 2011 tumbuh sebesar 64,77 persen dengan nilai mencapai 264,71 juta dolar AS pada 2011.

Produk ekspor utama Indonesia ke Kenya diantaranya CPO, industrial monocarboxylic fatty acid, yarn, refrigerators, freezers serta paper and paper products.

Kemudian impor Indonesia ke Kenya mencapai 25,73 juta dolar AS pada 2011, yang terdiri dari carbonates, tea, sheep or lamb skins, cotton dan produk farmasi.

Kendati impor Indonesia ke Kenya relatif kecil, namun selama lima tahun terakhir pertumbuhannya tercatat sebesar 21,23 persen.

(.B019)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012