Palangka Raya (ANTARA) - BKKBN bersama Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berkolaborasi dalam upaya mencegah stunting di provinsi itu dengan memaksimalkan peran Penyuluh Keluarga Berencana (KB) dan Penyuluh Agama.

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kalimantan Tengah Noor Fahmi di Palangka Raya, Jumat, mengatakan pihaknya bersama BKKBN terus meningkatkan kolaborasi, khususnya dalam kegiatan di lapangan antara Penyuluh Agama dan Penyuluh KB.

"Kolaborasi ini, khususnya dalam memberikan edukasi kepada calon pengantin agar dari sisi kesehatan mereka siap untuk hamil dan siap melahirkan seorang bayi yang sehat, tentunya bayi yang terhindar dari risiko stunting," ujarnya.

Baca juga: BKKBN Kalteng optimalkan operasional PKBRS tekan stunting

Penyuluhan dan peningkatan pengetahuan calon pengantin yang akan menikah sangat penting, sebagai salah satu langkah pencegahan sejak dini kasus bayi yang mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan.

Penyuluhan maupun peningkatan pengetahuan tersebut, terutama berkaitan dengan kondisi kesehatan yang harus bisa dipenuhi atau berbagai kebutuhan gizi yang harus didapat ibu maupun anak dalam suatu keluarga.

Pihaknya telah melaksanakan pertemuan bersama Kantor Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Tengah yang diantaranya membahas peningkatan kolaborasi tersebut.

Selain itu, juga berkaitan dengan pemanfaatan Aplikasi Elsimil untuk mendeteksi lebih awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kondisi calon pengantin, di antaranya tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan anemia.

Kepada perempuan calon pengantin yang memiliki anemia melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri atas bidan, TP-PKK dan kader KB akan mendapatkan modul pemberitahuan untuk mendapatkan tablet tambah darah dari fasilitas kesehatan untuk diminum selama 90 hari.

Baca juga: BKKBN: Kalteng miliki 15 Kampung KB percontohan

Baca juga: BKKBN perkuat pendidikan kependudukan di sekolah


Sedangkan bagi perempuan calon pengantin yang terdeteksi mengalami kekurangan gizi akan memperoleh edukasi cara-cara meningkatkan indeks masa tubuh, sehingga ia dapat memenuhi syarat untuk hamil dan tidak melahirkan bayi dalam kondisi stunting.

Pelaksana Tugas Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi menyampaikan terima kasih kepada Kepala Kemenag setempat beserta jajaran dalam upaya peningkatan jalinan sinergi bersama.

"Kami berharap edukasi dan sosialisasi tentang bahaya stunting tidak hanya disampaikan oleh Penyuluh Agama, namun juga bisa disampaikan melalui khotbah Jumat atau ceramah-ceramah agama," ucapnya.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023