Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) minta Pemerintah Provinsi bersama dengan BKKBN Perwakilan Provinsi Kalimantan Tengah untuk memperhatikan capaian Angka Kelahiran Total (TFR) yang terpantau masih tinggi.

"Berdasarkan data tersebut dari seluruh indikator utama di provinsi Kalimantan Tengah, masih jauh dari rata-rata nasional dan ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap pencapaian program Bangga Kencana sekaligus upaya percepatan penurunan stunting pada tahun 2023 ini,” kata Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.

Dalam Rapat Pengendalian Program (Radalgram) Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta Percepatan Penurunan Stunting pada Kamis (30/3), Teguh menuturkan bahwa terdapat beberapa capaian pada indikator program Bangga Kencana yang harus diperhatikan.

Beberapa di antaranya adalah TFR dan Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur (ASFR).

Capaian kedua indikator di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2022 lalu, masih terpantau tinggi yakni 2,29 untuk TFR. Angka itu masih cukup jauh dari angka rata-rata secara nasional yang sudah berada pada angka 2,14.

Sementara angka ASFR di Kalimantan Tengah dari 1.000 perempuan yang hamil dan melahirkan, 42,70 wanita di antaranya masih berusia 15 hingga 19 tahun. Besarnya hampir dua kali lipat dari rata-rata nasional 22,80.

Baca juga: Pemprov Kalteng berikan pendampingan bagi keluarga berisiko stunting

Baca juga: BKKBN sediakan kapal khusus akseptor KB cegah stunting di Kalteng


Teguh menekankan apabila kedua capaian tidak diturunkan akan mempengaruhi penanganan stunting di tahun 2023 ini. Sebagaimana pernyataan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo bahwa angka TFR yang tinggi dan kehamilan di usia yang terlalu muda, berkolerasi erat dengan terjadinya stunting.


Selain itu, Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern (m-CPR) berada di angka 65,40 persen di atas angka nasional 61,10 persen.

Adapun indeks iBangga Kalimantan Tengah berada pada angka 54,25 juga di bawah indeks nasional yakni 58,87. Demikian juga masyarakat yang terjangkau program Bangga Kencana di Kalteng 72,04 nasional 81,26.

“Diharapkan adanya komitmen bersama bukan hanya dari BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah saja tapi dari dinas Kependudukan dan KB se-Provinsi Kalimantan Tengah untuk mengatasi ini semua," kata Teguh.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah Jeanny Yola Winokan menambahkan untuk menurunkan beberapa indikator itu, diperlukan penetapan langkah kerja yang strategis dalam menggerakkan program Bangga Kencana di wilayahnya.

Misalnya dalam menjalankan evaluasi secara berkala, tiap program yang terkait Bangga Kencana sehingga pihaknya bisa mengidentifikasi permasalahan secara spesifik beserta semua hambatan yang mengganggu pelaksanaan program serta solusi aplikatif untuk mengatasinya.

“Untuk itulah BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah mengadakan program Radalgram dengan mengundang perwakilan dari Dinas Kependudukan dan KB Kabupaten dan Kota di tempat ini," ujar Jeanny.

Baca juga: BKKBN bersama KUA dan TPK optimalkan Elsimil turunkan stunting Kalteng

Baca juga: BKKBN optimalkan peran satgas intervensi stunting di Kalteng


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023