Bangkok (ANTARA) - Putri Bajrakitiyabha, yang berusia 44 tahun, masih belum sadarkan diri lebih dari tiga pekan sejak jatuh pingsan karena masalah jantung.

Kabar itu disampaikan oleh istana Raja Thailand dalam pernyataan pada Sabtu (7/1) tentang perkembangan terakhir kondisi kesehatan sang calon ahli waris takhta. 

Anak tertua Raja Thailand Maha Vajiralongkorn itu kehilangan kesadaran pada 15 Desember akibat gangguan irama jantung (aritmia) parah yang disebabkan peradangan dari infeksi mikoplasma.

Kondisi sang putri "masih belum sadarkan diri", kata pihak istana.

"Para dokter terus memberikan pengobatan dan menggunakan peralatan untuk membantu fungsi jantung, paru-paru, dan ginjalnya, serta memberikan antibiotik sambil memantau kondisinya secara cermat," tulis pernyataan itu.

Putri Bajarakitiyabha jatuh sakit saat mempersiapkan anjing-anjing peliharaannya mengikuti kompetisi di Nakhon Ratchasima, provinsi tempat pada awalnya dia dirawat sebelum diterbangkan dengan helikopter ke Bangkok.

Dia adalah satu dari tiga anak Raja Vajiralongkorn yang memiliki gelar resmi, sehingga layak menjadi ahli waris takhta menurut aturan suksesi kerajaan dan undang-undang dasar negara.

Sang raja secara formal belum mengumumkan siapa penerusnya dan belum ada pembicaraan resmi soal kemungkinan sang putri akan mewarisi takhtanya. 

Putri Bajarakitiyabha, seorang pengacara bergelar master dan doktor dari Universitas Cornell, pernah menjabat Duta Besar Thailand untuk Austria, Slovenia, dan Slovakia.

Dia juga pernah bertugas di Kejaksaan Agung, Komando Keamanan Kerajaan, dan sebagai Duta Besar Thailand untuk Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana.

Dia lahir pada 7 Desember 1978. Ibunya adalah istri pertama sang raja, Permaisuri Soamsawali.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pengunjuk rasa Thailand minta raja serahkan kendali kekayaan

Baca juga: Pendukung kerajaan Thailand minta konstitusi tak diubah


 

Menyaksikan kemeriahan Festival Lilin di Thailand

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023