Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut Sekolah Lapang Iklim (SLI) efektif mengedukasi masyarakat mengenai perubahan iklim dan upaya adaptasi masyarakat.

"Melalui SLI, BMKG mengedukasi masyarakat khususnya petani tentang iklim, termasuk di antaranya perubahan iklim dan pola adaptasi yang dapat dilakukan," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan langkah ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG dalam meningkatkan produktivitas pertanian serta menjaga kedaulatan dan ketahanan pangan bangsa.

Dalam kesempatannya menemui petinggi Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization-WMO) di Denver, Collorado, Amerika Serikat dalam rangka the 2023 American Meteorological Society (AMS) Annual Meeting, dia  mengatakan BMKG secara berkelanjutan terus menggelar SLI agar petani dan tenaga penyuluh pertanian bisa memanfaatkan informasi dan prakiraan cuaca dengan baik serta mampu beradaptasi dengan situasi cuaca dan iklim kekinian.

Baca juga: BMKG ingatkan potensi hujan lebat di sebagian besar daerah Indonesia

Ia mengemukakan SLI adalah contoh praktik terbaik yang dilakukan BMKG, di mana BMKG menggabungkan data observasi dengan kearifan lokal. 

"Hasilnya, produktivitas lahan pertanian rata-rata meningkat hingga 30 persen," kata dia.

Di hadapan petinggi WMO, ia juga menekankan tentang pentingnya penguatan sistem peringatan dini di tengah kondisi planet Bumi yang semakin kompleks dengan berbagai anomali dan ketidakpastian, sebagai salah satu dampak perubahan iklim global.

Menurutnya, seluruh negara harus berbagi mengenai data dan informasi yang valid dan berkualitas yang dimiliki untuk mengurangi dampak atau risiko bencana alam, utamanya bagi negara-negara berkembang.

Dwikorita juga menegaskan komitmen BMKG menguatkan peran dan kontribusi Indonesia sebagai anggota WMO, terutama dalam hal pembangunan kapasitas dan akselerasi pengembangan program sistem peringatan dini.

Dalam dua tahun terakhir, setiap tahun BMKG diminta membimbing negara-negara berkembang di Pasifik, Asia, dan Afrika untuk memperkuat kapasitas negara-negara tersebut dalam melakukan prediksi cuaca secara numeris.

"Tahun ini, rencananya akan ditambahkan training di bidang sistem peringatan dini, dalam rangka merespons amanat dari Sekjen PBB untuk mewujudkan 100 persen masyarakat dunia yang terpapar multi bencana dapat terlindungi dengan sistem peringatan dini yang andal," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023