Ada optimisme berkelanjutan di pasar minyak yang dipicu oleh pembukaan kembali China
Singapura (ANTARA) - Harga minyak diperdagangkan sebagian besar datar di sesi Asia pada Kamis sore, melepaskan keuntungan yang dibuat pada hari sebelumnya, karena optimisme atas prospek permintaan China diredam oleh kehati-hatian menjelang data indeks harga konsumen (IHK) dari AS.

Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan datar di 82,67 dolar AS per barel pada pukul 07.25 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun tipis 4 sen atau 0,05 persen, menjadi diperdagangkan pada 77,37 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan minyak telah naik 3,0 persen di sesi Rabu (11/1/2023), didorong oleh harapan untuk prospek ekonomi global yang lebih baik dan kekhawatiran atas dampak sanksi terhadap produksi minyak mentah Rusia.

"China menambah stok minyak mentah menjelang liburan Tahun Baru Imlek, karena prospek permintaan telah membaik di tengah perubahan kebijakan COVID-nya," kata Tina Teng, analis di CMC Markets, dikutip dari Reuters.

Pengimpor minyak utama China membuka kembali ekonominya setelah berakhirnya pembatasan COVID-19 yang ketat, meningkatkan optimisme bahwa permintaan bahan bakar akan meningkat pada tahun 2023.

Produksi industrinya diperkirakan tumbuh sebesar 3,6 persen pada tahun 2022 dari tahun sebelumnya, kata Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, meskipun ada gangguan produksi dan logistik akibat pembatasan COVID-19.

"Ada optimisme berkelanjutan di pasar minyak yang dipicu oleh pembukaan kembali China, dan menjelang Tahun Baru Imlek, peningkatan perjalanan akan mendukung permintaan bensin dan bahan bakar jet," kata Serena Huang, kepala analisis APAC di Vortexa.

Pemesanan penerbangan keluar China melonjak tetapi meskipun demikian hanya 15 persen dari tingkat pra-pandemi dalam seminggu setelah negara itu mengumumkan akan membuka kembali perbatasannya, kata perusahaan data perjalanan ForwardKeys, Kamis.

Namun, data inflasi AS yang akan datang merupakan faktor risiko utama untuk minyak, tambah Teng dari CMC Market. Itu membuat para pedagang menjadi berhati-hati menjelang rilis data pada Kamis.

Para ekonom memperkirakan kenaikan harga konsumen inti AS melambat ke laju tahunan 5,7 persen pada Desember, dibandingkan 6,0 persen sebulan sebelumnya. Inflasi utama bulan ke bulan diperkirakan nol.

Pasar juga bersiap untuk pembatasan tambahan yang ditujukan untuk penjualan produk bahan bakar Rusia yang akan mulai berlaku pada Februari karena Uni Eropa (UE) terus mengupayakan lebih banyak sanksi terhadap Moskow atas invasi ke Ukraina.

Badan Informasi Energi AS mengatakan larangan UE yang akan datang atas impor produk minyak bumi melalui laut dari Rusia pada 5 Februari bisa lebih mengganggu daripada larangan UE atas impor minyak mentah melalui laut dari Rusia yang diterapkan pada Desember.

Batas harga internasional yang dikenakan pada penjualan minyak mentah Rusia mulai berlaku pada 5 Desember.

Baca juga: EIA: Stok minyak global meningkat, harga akan turun dua tahun ke depan
Baca juga: Minyak naik di Asia dipicu prospek China, kekhawatiran pasokan Rusia
Baca juga: Kremlin sebut belum melihat kasus pembatasan harga minyak

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023