Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan penyusunan kerangka kerja (framework) Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Iran hampir selesai hanya menyisakan tiga pasal saja yang belum disepakati. "Hampir selesai kerangka PTA-nya, setelah itu baru pembahasan produk per produknya," kata Mari usai menerima Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi di Jakarta, Rabu petang. Pembahasan kerangka kerja PTA tersebut akan dilakukan pada pertemuan komisi bersama (joint commision) antara Indonesia-Iran yang akan diselenggarakan di Indonesia pada September 2006. "Yang penting adalah bagaimana konsistensi PTA dalam D8 (developing 8, kelompok negara berkembang yang berpenduduk muslim besar, termasuk Iran--red) dengan PTA bilateral Indonesia-Iran," katanya. Bea masuk produk ekspor ke Iran, lanjut Mari, masih tinggi sekali, yaitu antara 20-70 persen. Dengan PTA ini maka untuk produk tertentu, Indonesia bisa mendapatkan penurunan tarif bea masuk ekspor ke Iran. Produk ekspor utama Indonesia ke Iran yaitu minyak kelapa sawit, kertas, serat sintetis, ban, barang elektronik seperti TV dan Video serta tekstil. Nilai ekspor Indonesia ke Iran pada 2005 mencapai 289,25 juta dolar AS. Mari menjelaskan, komisi bersama Indonesia-Iran yang beranggotakan pejabat antar departemen dari dua negara selain bertugas membahas kerjasama perdagangan dan investasi juga membahas kerjasama bidang teknologi dan informasi serta industri. "Ada juga kerjasama promosi, BPEN (Badan Pengembangan Ekspor Nasional) dan Departemen Pariwisata akan ke Teheran untuk mengikuti Internasional Food Festival dan ada malam Indonesia," katanya. Pemerintah Indonesia dan Iran juag telah menandatangani kerjasama antara Batam dan Free Trade Zone Iran di Pulau Kish. "Kita telah menandatangani lima nota kesepahaman (Memorandum of Understanding /MoU)," katanya. Empat MoU yang antar pemerintah Iran dan Indonesia, yaitu MoU kerjasama bidang energi, perjanjian bidang bea cukai, pertukaran kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan satu MoU adalah antara Elnusa dan NIOC (National Iranian Oil Company) mengenai kerjasama pembangunan kilang minyak di Tuban senilai 2 miliar dolar AS.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006