Program MSIB memberikan dampak positif karena para mahasiswa vokasi memiliki waktu tunggu lebih cepat dalam mendapatkan pekerjaan yaitu sekitar empat bulan serta memperoleh gaji lebih tinggi yakni sekitar 0,72 kali Upah Minimum Provinsi (UMP)
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong mahasiswa vokasi mengikuti Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) angkatan keempat yang dimulai pada Februari 2023.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati menyatakan Program MSIB akan membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul, berdaya saing global, berkompeten baik dari sisi hard skill maupun soft skill.

“Program ini terbukti berhasil mengakselerasi tingkat kebekerjaan lulusan karena mahasiswa vokasi yang mengikuti Program MSIB rata-rata memiliki waktu tunggu untuk bekerja hanya satu bulan,” katanya dalam Sosialisasi Partisipasi Perguruan Tinggi Vokasi dalam Program Flagship MSIB Angkatan ke-4 secara daring di Jakarta, Rabu.

Menurut dia Program MSIB memberikan dampak positif karena para mahasiswa vokasi memiliki waktu tunggu lebih cepat dalam mendapatkan pekerjaan yaitu sekitar empat bulan serta memperoleh gaji lebih tinggi yakni sekitar 0,72 kali Upah Minimum Provinsi (UMP).

Oleh sebab itu, ia meminta para pimpinan perguruan tinggi serta dosen untuk mendukung dan mengizinkan para mahasiswanya memanfaatkan dan mengikuti program MSIB.

Dukungan kampus, kata Kiki Yuliati, utamanya terkait dengan konversi satuan kredit semester (SKS) yang sering menjadi kendala mahasiswa karena ternyata masih banyak perguruan tinggi yang belum mengonversikan Program MSIB ke dalam 20 SKS dengan berbagai alasan.

Sementara itu, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek, Beny Bandanadjaja mengatakan mahasiswa nantinya bisa berinteraksi langsung dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sekaligus mendapat berbagai pengalaman yang tidak didapatkan di kampus.

Selain mampu mengakselerasi kebekerjaan para lulusan, Program MSIB juga memberikan dampak positif terhadap perguruan tinggi seperti dalam pencapaian indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi negeri.

Ketua Program MSIB Wachyu Hadi Haji menambahkan, keikutsertaan mahasiswa akan membantu mereka memperoleh pekerjaan mengingat saat ini terjadi ketimpangan cukup tinggi terkait ketersediaan lapangan kerja.

Bahkan saat ini beberapa perusahaan mulai mencantumkan keikutsertaan calon pekerja dalam program-program magang Kemendikbudristek sebagai persyaratan penerimaan karyawan baru.

“Tantangan pekerjaan di masa depan akan sangat tinggi. Program ini tentunya dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk persiapan karier mahasiswa di masa depan,” katanya.

MSIB sendiri merupakan salah satu program Kampus Merdeka yang dirancang untuk memastikan mahasiswa mendapatkan keterampilan dan kompetensi utama, terbaik dan terkini dalam menghadapi dunia masa depan.

Mahasiswa mendapat pengalaman belajar di luar kampus selama lebih dari 16 hingga 24 minggu dengan mengonversi SKS mata kuliah yang diambil.

Pada angkatan pertama, mahasiswa vokasi yang mengikuti program MSIB sebanyak 780 orang, angkatan kedua sebanyak 1.838 orang dan angkatan ketiga sebanyak 2.452 orang sedangkan untuk angkatan keempat ditargetkan diikuti oleh 3.500 mahasiswa.

Kini proses pendaftaran MSIB angkatan keempat sedang berlangsung dan sudah ada 38.000 mahasiswa dari 700 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang telah mendaftar di 133 mitra.

Pendaftaran MSIB bagi mahasiswa vokasi akan dibuka hingga 27 Januari 2023 melalui laman https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/ dan pelaksanaan program dimulai pada pekan kedua Februari 2023.

Baca juga: Dirjen Dikti Ristek mengapresiasi sinergi INKA-Dikti Ristek tentang MSIB

Baca juga: Dekan UB: Pendidikan vokasi harus berorientasi pada keterampilan dan keahlian

Baca juga: Kemendikbud - Huawei menghadirkan Magang Studi Mandiri Bersertifikat

Baca juga: Jalur vokasional Universitas Brawijaya menambah 995 mahasiswa baru


 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023