Akibat 'bird strike' ini dapat merusak mesin dan 'body' pesawat sehingga mengganggu keselamatan penerbangan
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Authorirty/CASA) Australia menyelenggarakan workshop membahas keselamatan penerbangan dengan tema Wildlife Hazard.

Mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Mauludin selaku Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara mengapresiasi kepada CASA Australia karena telah menginisiasi kegiatan tersebut.

"Workshop 'Wildlife Hazard' ini membahas terkait gangguan terhadap operasi penerbangan dari hewan liar, khususnya dari serangan burung liar (bird strike) di sekitar bandara," ujar Mauludin sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Workshop itu juga penting, mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara maritim dan agraris, mengakibatkan kebanyakan bandara berada dekat hutan, persawahan dan terletak di dekat pantai yang berdekatan dengan hewan liar sehingga besar kemungkinan terjadinya serangan dari hewan liar.

"Workshop ini penting bagi Ditjen Hubud untuk belajar dan 'sharing' informasi terkait bagaimana suatu negara perlu memiliki Wildlife National Committee dalam melakukan mitigasi dan menanggulangi adanya ancaman dari binatang liar di bandara di mana monitoring kegiatan ini termasuk dalam State Safety Program sebagaimana diamanatkan dalam ANNEX 19," kata Mauludin.

Berdasarkan data Ditjen Hubud, beberapa insiden 'bird strike' telah dilaporkan terjadi beberapa kali di bandara besar di Indonesia seperti Bandara Soekarno Hatta, Bandara Hasanuddin, Bandara Juanda, dan Bandara Hang Nadim serta beberapa lokasi di wilayah timur Indonesia.

"Akibat 'bird strike' ini dapat merusak mesin dan 'body' pesawat sehingga mengganggu keselamatan penerbangan," ungkapnya.

Selain aspek keselamatan penerbangan, workshop tersebut merupakan salah satu upaya bagi Ditjen Hubud dalam menindaklanjuti hasil pertemuan International Civil Aviation Organization (ICAO) Asia Pacific Air Navigation Planning and Implementation Regional Working Group (APANPIRG).

Dari hasil pertemuan itu, setiap negara diwajibkan untuk membentuk National Wildlife Hazard Committe guna mencegah dan mengurangi dampak buruk akibat gangguan hewan liar di bandara dan sekitarnya bagi keselamatan penerbangan sipil.

"Saya berharap dalam diskusi ini tidak hanya memberikan solusi terhadap isu tersebut, namun kedepannya dapat meningkat aspek keselamatan penerbangan melalui pembentukan Komite Nasional Bahaya Hewan Liar di Indonesia yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan penerbangan sipil nasional, sehingga dapat memberikan tindakan khusus dan mitigasi dalam pencegahan bahaya hewan liar," ujar Mauludin.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023