Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak Ketua Parlemen Korea Selatan Kim Jin Pyo untuk bekerja sama memastikan realisasi konkret Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Korea (Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement/IK-CEPA).

"IK-CEPA yang telah ditandatangani pada 18 Desember 2020 di Seoul dan sudah mulai berlaku mulai 1 Januari 2023 sehingga dapat memperkuat hubungan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara kedua negara," kata Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam keterangannya diterima di Jakarta Kamis.

Indonesia dan Korea Selatan bisa memanfaatkan IK-CEPA kepada sektor privat dan bisnis, khususnya UMKM yang menjadi pilar perekonomian bagi Indonesia. Pengimplementasian IK-CEPA sekaligus menandai Peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia dan Korea Selatan.

"Selain IK-CEPA, Indonesia dan Korea Selatan memiliki berbagai kerja sama penting lainnya yang perlu ditindaklanjuti," kata dia.

Kerja sama itu, katanya, antara lain implementasi MoU pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) khususnya di bidang sistem penyediaan air bersih dan pembangunan kota pintar.

Kemudian, kepastian Indonesia memenuhi cost-sharing proyek pengembangan Jet Tempur KF-X/IF-X, komitmen investasi Korea Selatan senilai 6,75 miliar dolar AS di bidang industri baja, petrokimia, baterai kendaraan listrik dan kabel listrik, telekomunikasi, garmen, energi terbarukan, serta tindak lanjut beberapa kesepakatan yang ditandatangani di sela-sela G20.

"Seperti kerja sama ekonomi digital, kerja sama UMKM dan startup hingga pembentukan High-Level Dialogue on Investment," kata Bamsoet usai menerima Ketua Parlemen Korea Selatan Kim Jin Pyo, di Gedung MPR RI.

Ketua DPR RI Ke-20 itu mengapresiasi penandatanganan MoU antara Indonesia dan Korea Selatan yang telah dilakukan pada 15 November 2022 terkait kesepakatan untuk mengembangkan moda raya terpadu (MRT) fase IV lintas Fatmawati-Kampung Rambutan.

Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia senantiasa memberikan perhatian besar terhadap berbagai investasi Korea Selatan, katanya.

"Perhatian Indonesia terhadap investasi Korea Selatan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Antara lain pada 15 September 2021, Presiden Joko Widodo melakukan 'groundbreaking' pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik PT. HKML Battery Indonesia di Karawang," kata dia.

Kemudian, lanjut Bamsoet, pada 16 Maret 2022, Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik PT. Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Cikarang, sekaligus menyaksikan peluncuran IONIQ 5 sebagai mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia.

Selanjutnya, pada 8 Juni 2022, Presiden Joko Widodo meresmikan pembangunan tahap 2 pabrik baterai mobil listrik konsorsium LG Energy Solution senilai 9,8 miliar dolar AS di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.

Baca juga: Ketua DPR ajak kolaborasi ke parlemen Korea Selatan
Baca juga: Megawati audiensi dengan pemerintah dan parlemen Korsel


"Industri ini mendukung produksi 3,5 juta unit baterai dengan kapasitas 200 megawatt per tahun serta diperkirakan menyerap ribuan tenaga kerja Indonesia," kata Bamsoet.

Dia mengatakan kerja sama di sektor industri mobil listrik dan baterai listrik sebagai hasil dari Indonesia-Korea Roundtable Investment Dialog 8 April 2021 yang merupakan sektor investasi sangat menjanjikan bagi Indonesia dan Korea Selatan.

Hal itu mengingat data US Geological Survey melaporkan bahwa cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton, terbesar (40 persen) dari total cadangan nikel dunia. Bamsoet mengatakan jika dikelola dengan optimal, maka Indonesia dan mitra investasinya bisa menjadi pemain utama penyuplai baterai kendaraan listrik.

Terlebih, menurut dia, secara global pangsa pasar kendaraan listrik terus menunjukkan tren peningkatan. Sebagai contoh, pangsa pasar motor listrik global diproyeksikan mencapai 17,25 miliar dolar AS atau sekitar Rp257,6 triliun hingga akhir 2022.

Sedangkan pada 2030, kata dia, diproyeksikan meningkat hingga 30,52 miliar dolar AS atau sekitar Rp455,7 triliun. Dia mengatakan secara global jumlah pengguna kendaraan listrik pada 2021 telah meningkat empat kali lipat dibandingkan 2019.

"World Economic Forum menyebutkan bahwa setiap tahun penjualan mobil listrik meningkat sebanyak 30 persen dalam dekade terakhir," ujar Bamsoet.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023