Akhirnya, banyak guru melakukan pemrograman, pengembangan kurikulum, dan pengembangan profesional
New York (ANTARA) - Sebuah gerakan Stop Asian Americans and Pacific Islanders (AAPI) Hate merilis data terbaru yang menyebutkan satu dari lima warga Amerika keturunan Asia mengalami insiden kebencian di tahun pertama pandemi COVID-19.

Koalisi Stop AAPI Hate merupakan gerakan yang dibentuk oleh AAPI Equity Alliance, Chinese for Affirmative Action (CAA), dan Departemen Kajian Amerika Asia dari San Francisco  State University pada 19 Maret 2020, guna menanggapi kekhawatiran xenofobia dan kefanatikan akibat pandemi COVID-19.

Menurut laporan EdSurge Research, Senin (16/1), selama tahun 2022 ada berbagai cerita dari para pendidik K-12 (TK hingga kelas XII) keturunan Asia di Amerika yang masih bekerja saat kekerasan terhadap warga Amerika keturunan Asia berada di titik tertinggi sepanjang masa.

"Secara umum, sebanyak 80 pendidik K-12 Amerika keturunan Asia yang kami wawancarai menyebut insiden-insiden ini, dan sikap diam rekan-rekan mereka maupun kepala sekolah, sebagai hal yang membuat mereka sangat frustrasi dan trauma," demikian menurut laporan EdSurge Research.

Bagi banyak orang, lanjut laporan tersebut, hal itu memunculkan kembali pengalaman lama terkait rasisme.

"Mereka harus menghadapi perjuangan emosional untuk menjelaskan bagaimana agresi mikro, komentar yang tidak sensitif, dan tindakan noresponsif merupakan sikap rasis," tulis laporan itu.

Para pendidik keturunan Asia di Amerika harus memutuskan apakah berbicara tentang rasisme dalam berita, menyerukan rasisme antarpribadi, atau menekan emosi demi orang lain sepadan dengan risiko pekerjaan dan energi mental mereka.

"Akhirnya, banyak guru melakukan pemrograman, pengembangan kurikulum, dan pengembangan profesional mereka sendiri. Ini merupakan beban tambahan bagi kesehatan mental mereka," kata laporan tersebut.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023