Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan adanya kewaspadaan yang terbangun dalam keluarga untuk menciptakan kehamilan yang sehat bagi calon ibu dapat mencegah terjadinya stunting pada anak.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati, kalau mengatasi akan lebih berat. Oleh karena itu, stunting harus diperhatikan oleh setiap orang,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Waktu Indonesia Berencana (WIB) yang disiarkan di Jakarta, Jumat.

Baca juga: BKKBN: Penanganan stunting 2023 fokus pada rumah tak layak huni

Hasto menuturkan kepedulian terhadap stunting sudah harus mulai ditingkatkan di dalam masyarakat. Sebab stunting dapat membuat anak kurang mempunyai kesempatan untuk berkompetisi akibat dari kecerdasannya yang lebih rendah dan tinggi badannya yang tidak tumbuh optimal.

Menurut Hasto, stunting merupakan hal yang penting namun tidak mendesak. Artinya, persiapan orang tua untuk mencegah anak lahir stunting menjadi hal yang penting karena dampak buruknya di masa depan. Namun, hal itu tidak mendesak karena tidak setiap orang mengalami kehamilan saat ini meskipun sudah memiliki rencana.

“Ingin punya anak tetapi tidak stunting itu penting. Namun, kalau sekarang belum hamil itu tidak mendesak. Kendati demikian, perlu dipersiapkan, kalau sudah telanjur hamil dan punya anak, kita baru siap-siap untuk tidak stunting itu telat. Jadi, jangan takut tetapi harus merasakan kalau stunting itu penting (untuk diperhatikan),” katanya.

Baca juga: BKKBN: Program BAAS signifikan bantu turunkan stunting

Ia mengatakan keluarga yang memiliki kewaspadaan terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayinya, selalu merasakan kekhawatiran terhadap potensi-potensi yang mungkin terjadi di masa depan. Calon ibu juga sejak usia mudanya, sudah menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui status kesehatannya jika sudah merencanakan kehamilan sejak jauh hari.

Oleh karena itu, Hasto meminta setiap keluarga agar dapat menaruh perhatian lebih terhadap isu stunting. Meskipun bukan hal yang patut untuk ditakuti, stunting berpengaruh terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.

Hasto meminta keluarga agar mulai mengubah pola pikirnya bahwa mencegah stunting lebih baik daripada mengobati, karena adanya keterbatasan waktu penanganan yang hanya bisa dikoreksi optimal hingga anak berusia dua tahun.

Baca juga: BKKBN fokus perkuat audit kasus telusuri penyebab stunting 2023

“Itu harus (mulai sering) dijadikan pertanyaan. Jadi, jangan asal semangat menikah, semangat prewedding, semangat hamil tetapi tidak dipikirkan sehat tidak dirinya saat hamil,” ucap Hasto.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023