Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas mengapresiasi upaya transformasi digital yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

"Upaya transformasi digital di Kemenkes luar biasa. CEO commitment-nya harus diacungi jempol, dalam hal ini kepemimpinan digital yang diterapkan Menkes Budi Gunadi Sadikin. Saya yakin Kemenkes mampu mengolaborasikan seluruh ekosistem data kesehatan secara digital," ujar Anas dalam acara peresmian Digital Transformation Office (DTO) Space di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan hal tersebut akan menjadi suatu lompatan atau perubahan baik yang signifikan bagi sektor kesehatan di Tanah Air.

Pada kesempatan itu, Anas memaparkan lima dampak baik dari transformasi digital di sektor kesehatan. Pertama, peningkatan kualitas layanan kesehatan.

Kedua, kemudahan akses layanan kesehatan. Ketiga, pendorong kemunculan nilai tambah perekonomian sektor kesehatan dengan orientasi pada produk dalam negeri.

Berikutnya, yang keempat adalah dapat mengakselerasi pencapaian program prioritas pemerintah di bidang kesehatan, seperti penurunan prevalensi stunting. Lalu yang terakhir, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang kesehatan sekaligus memastikan distribusi kesehatan merata di seluruh Indonesia.

"Ini yang sering kami sebut bahwa transformasi digital itu bukan soal gaya, melainkan kebutuhan. Kebutuhan untuk apa? Untuk memberi dampak ke masyarakat. Inilah filosofi penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) sesuai arahan Presiden Jokowi," ucap Anas.

Ia mencontohkan dampak baik transformasi digital di dunia kesehatan adalah terkait pemanfaatan teknologi dalam membantu pengendalian pandemi COVID-19.

Berikutnya, Anas menyampaikan upaya percepatan penerapan SPBE yang dilakukan pemerintah saat ini merupakan perwujudan dari penerapan reformasi birokrasi.

Saat ini, tambah Anas, pemerintah sedang mengupayakan penerapan reformasi birokrasi tematik yang berdampak bagi masyarakat.

Reformasi birokrasi tidak lagi hanya fokus pada pembenahan aspek tata kelola pemerintahan, administrasi, atau masalah di hulu, tetapi juga harus berorientasi pada penyelesaian masalah di hilir, seperti pengentasan kemiskinan, penuntasan stunting, pengendalian inflasi, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan peningkatan investasi untuk membuka lapangan kerja.

Anas berharap melalui peresmian DTO Space Kemenkes, instansi pemerintah lain dapat terinspirasi untuk berani mengambil langkah signifikan, terutama dalam penerapan arsitektur SPBE demi mewujudkan keterpaduan layanan digital dan penerapan digitalisasi pada sektor layanan publik.

DTO merupakan unit kerja Kemenkes yang berfokus mewujudkan program "Indonesia Sehat" melalui pengembangan kebijakan berbasis data yang efisien dan produk teknologi digital.

Dalam kesempatan sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap target Kementerian Kesehatan adalah membangun satu data kesehatan Indonesia yang dapat dipertukarkan (interchangeable).

"Kalau konsepnya interchangeable, nanti informasi kesehatan bisa dimanfaatkan di mana saja, di semua rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta, apotek, klinik, puskesmas, laboratorium seluruh Indonesia akan punya format data yang sama dan bisa ditukar," ucap Menkes.

Budi menargetkan seluruh digitalisasi data kesehatan dapat rampung pada Januari 2024. Sejalan dengan semangat birokrasi berdampak, ia optimistis digitalisasi dapat berdampak baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023