Jakarta (ANTARA) - Perusahaan riset bioteknologi Greenhope mengambil peran mewakili Indonesia dalam acara Forum Ekonomi Sedunia atau World Economic Forum (WEF) 2023 di Davos-Klosters, Swiss.

Direktur Utama Greenhope Tommy Tjiptadjaja mengatakan pihaknya menjadi salah satu dari 16 perusahaan inovator yang diakui oleh The Schwab Social Innovation Forum Awards.
 
"Greenhope juga menjadi salah satu dari 435 inovator ternama yang beroperasi di lebih dari 190 negara. Hal ini menunjukkan peran kami dalam meningkatkan perubahan model kehidupan sosial dari yang konsumtif negatif menjadi produksi dan konsumsi positif," ujarnya di Jakarta, Senin.
 
Ia menuturkan Greenhope diharapkan menjadi agen perubahan dalam memajukan kesetaraan, keseimbangan perkembangan, dan pelestarian alam melalui bisnis yang didasari sosial dan perkembangan ekonomi.

Dalam forum itu, Greenhope juga menjadi salah satu perusahaan yang berhasil menjalankan kampanye media sosial bersama The Schwab Foundation.
 
Kampanye media sosial tersebut diluncurkan melalui media sosial Twitter, LinkedIn, Instagram, Facebook, TikTok, hingga WeChat, dan Weibo khusus untuk World Economic Forum.
 
Kampanye yang berfokus pada Schwab Foundation for Social Entrepreneurship diluncurkan melalui media sosial, seperti Twitter, LinkedIn, Facebook, dan Instagram.
 
"Harapannya, Greenhope dapat terus menjadi agen perubahan yang berhasil mewakili Indonesia dalam forum-forum kancah internasional lainnya di tahun berikutnya. Terlebih lagi, Greenhope telah membuktikan kemampuannya dalam memberikan kesadaran dan mendorong pelestarian alam di Indonesia melalui perkembangan bisnis dan ekonomi di Indonesia," imbuhnya.

Baca juga: Indonesia Night di WEF 2023 hadirkan pesona lima destinasi pariwisata
 
Greenhope merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi hijau ramah lingkungan. Industri ini memiliki tiga produk teknologi bahan baku plastik ramah lingkungan yang sudah mendunia.
 
Oxium adalah merk dagang aditif terkenal milik Greenhope yang digadang sebagai solusi terjangkau untuk menjadikan plastik konvensional menjadi murah terurai di tempat pembuangan akhir.
 
Ada juga Ecoplas dan Naturloop yang merupakan bahan baku plastik yang berbahan terbarukan dari singkong dan tanaman lainnya.
 
Kedua produk itu adalah generasi terbaru plastik ramah lingkungan yang memiliki kemampuan terurai kurang dari dua tahun untuk Ecoplas dan Naturloop bisa dikomposkan.
 
Greenhope juga aktif berkolaborasi dengan produsen dan lembaga masyarakat nasional dalam mendistribusikan produk yang dapat mengurangi potensi kerusakan alam ini.
 
"Harapannya, ketiga produk Greenhope dapat menjadi solusi untuk mengatasi polusi dan limbah sehingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat luas," pungkas Tommy.

Baca juga: WEF Davos 2023 serukan solidaritas atasi tantangan global
Baca juga: Indonesia Impact Fund danai startup biotechnology Greenhope

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023