Bantul (ANTARA) - Jenazah Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk Italia Muhammad Prakosa dimakamkan di makam keluarga di wilayah pedukuhan Gresik, Kelurahan Sumbermulyo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Dimakamkan di makam keluarga di belakang rumah. Berdampingan dengan bapak ibunya," kata sepupu almarhum Prakosa, Muhammad Iwan Nursasongko ditemui di rumah duka Pendopo Prakosan Gresik, Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, Selasa.

Baca juga: Dubes Muhammad Prakosa meninggal dunia karena sakit

Dia menjelaskan prosesi pemakaman  yang diawali dengan sambutan keluarga dan pejabat berwenang dimulai pukul 12.30 WIB, dengan dihadiri keluarga besar beserta kerabatnya, serta sejumlah petinggi dan pejabat di pemerintahan.

"Jam setengah satu (12.30 WIB) dan selesai jam dua (14.00 WIB), mudah-mudahan selesai. Melibatkan teman teman dari SAR dan Satgas PDI Perjuangan ikut membantu," katanya.

Dia mengatakan sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (17/1) di Roma, Italia, waktu setempat, almarhum sempat mengalami keluhan pada kesehatan, namun keluarga tidak menjelaskan keluhan tersebut.

"Berangkat (ke Italia) itu masih segar semua, pas satu tahun ini, Januari. Memang beliau ada keluhan, pas di sana (Italia) itu ya," katanya.

Menurut dia, sebagai orang yang paling tua di keluarga, almarhum Prakosa merupakan seorang yang selalu dapat mengayomi kerabat di lingkungan keluarga, dan mempunyai jiwa sosial di masyarakat sekitar.

Baca juga: Dubes RI Roma Muhammad Prakosa meninggal dunia

Baca juga: Hasto Kristiyanto kenang Prakosa sebagai sahabat Megawati


"Beliau itu sangat baik untuk keluarga, bisa ngayomi, khususnya di trah (keluarga) bisa ngayomi semuanya. Di keluarga itu banyak sumbangsih untuk keluarga dan warga Gresik sini. Di silsilah keluarga termasuk yang tertua, bisa ngayomi adik-adiknya," katanya.

Menurut dia, keluarga di Kabupaten Bantul selalu berkomunikasi dengan beliau sewaktu bertugas sebagai Dubes di Italia, sehingga dengan wafatnya Prakosa, keluarga besar merasa sangat kehilangan.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023