Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, Sp. A, Subsp. I.P.T., M.TropPaed mengatakan apapun varian COVID-19 saat ini, termasuk XBB.1.5 atau dikenal sebagai Kraken, protokol kesehatan belum berubah dan vaksin masih bermanfaat.

Baca juga: Pakar sarankan masyarakat pakai masker demi cegah terkena Kraken

"Pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, vaksinnya ada yang bisa escape, tetapi sebagian besar masih bisa ditangkal vaksin yang disediakan oleh Pemerintah," kata dia kepada awak media secara daring, Jumat.

Menurut Prof Hinky yang menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) itu, varian akibat mutasi virus SARS-CoV-2 yang bisa menjadi ganas ataupun ringan tetap menular melalui droplet dan kontak langsung dengan pasien terinfeksi sehingga protokol kesehatan yang disarankan pun masih sama seperti sebelumnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, kekebalan tubuh saat ini sudah mulai berkurang sehingga masyarakat perlu segera mendapatkan penguat atau booster kedua, sebagai bentuk ikhtiar bersama mencegah terkena COVID-19.

Baca juga: Subvarian Omicron XBB.1.5 sumbang hampir separuh kasus COVID-19 di AS

Pemerintah pada 24 Januari lalu memulai program vaksinasi booster kedua COVID-19 bagi masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas di seluruh Indonesia. Kementerian Kesehatan menyatakan pemberian booster kedua ini dilakukan sebagai upaya mempercepat vaksinasi untuk meningkatkan titer antibodi dan memperpanjang perlindungan.

"Pertahankan kewaspadaan, bahkan ditingkatkan walau pandemi mereda. Protokol kesehatan bukan dilunakkan, tetapi dimantapkan, ditingkatkan. Vaksinasi bukan dikurangi cakupan, namun ditingkatkan. Teruskan gaya hidup yang sehat," kata dia.

Kraken saat ini dikatakan lima kali lipat lebih menular ketimbang varian Omicron lainnya. Para ahli kesehatan, seperti disiarkan USA Today mengatakan orang yang pernah terkena COVID-19 kemungkinan besar akan terinfeksi ulang oleh XBB.1.5, dan mereka yang tidak terkena COVID-19 kemungkinan besar akan tertular varian ini terlepas dari status vaksinasinya.

Namun, varian ini tampaknya tidak lebih serius dari pendahulunya dan vaksin tetap menjadi cara yang efektif untuk mencegah penyakit parah dan kematian.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) gejala akibat Kraken sama seperti varian sebelumnya dan tidak ada gejala baru yang dikaitkan dengan varian ini.

Gejala ini antara lain demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau badan, sakit kepala, kehilangan indera perasa atau penciuman, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah dan diare. Gejala biasanya berlangsung lima sampai tujuh hari.

Kemudian, seperti varian lainnya, usai pulih dari XBB.1.5, seseorang masih dapat mengalami gejala long COVID seperti kabut otak dan kelelahan.


Baca juga: Pakar: Larang negara lain masuk ke RI bukan cara tepat hadapi COVID-19

Baca juga: Subvarian Omicron XBB.1.5 sumbang separuh kasus baru COVID-19 di AS

Baca juga: Pakar: Pencabutan PPKM saat tingkatkan perlindungan anak dan lansia

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023