Tokyo (ANTARA) - Yen menguat terhadap dolar AS di sesi Asia pada perdagangan Jumat sore, karena inflasi Tokyo yang memanas memicu spekulasi bahwa perubahan arah kebijakan bank sentral Jepang (BoJ) menjadi hawkish akan segera terjadi.

Namun, dolar AS menarik diri dari dekat terendah sembilan bulan terhadap euro dan palung tujuh bulan terhadap sterling, karena para pedagang bersiap untuk minggu kritis ketika bank sentral yang bertanggung jawab atas ketiga mata uang akan bertemu.

Dolar kehilangan 0,17 persen menjadi 129,96 yen di perdagangan Asia setelah data menunjukkan inflasi harga konsumen di ibukota Jepang melaju ke puncak hampir 42 tahun bulan ini, menambah tekanan pada BoJ untuk menjauh dari stimulus.

Namun, itu jauh dari terendah hari sebelumnya di 129,50, dan lebih jauh dari palung 7,5 bulan di 127,215 yang dicapai minggu lalu, ketika harapan dibangun untuk bank sentral mengubah kebijakan. Setelah pejabat BoJ memilih dengan suara bulat pada 18 Januari untuk mempertahankan pengaturan stimulus tidak berubah, pasangan mata uang melambung setinggi 131,58.

"Ekspektasi pasar untuk perubahan kapan saja (oleh BoJ), termasuk pertemuan berikutnya pada Maret akan tetap tinggi, dan itu akan mempertahankan tawaran beli yen," kata Shinichiro Kadota, ahli strategi di Barclays di Tokyo, yang melihat kemungkinan pasangan dolar-yen tembus di bawah 125.

"Jika ada serangan pelemahan yen, saya pikir posisi teratas akan terus dibatasi oleh ekspektasi tersebut," kata Kadota.

Untuk minggu ini, dolar naik sekitar 0,28 persen terhadap yen, setelah berayun antara keuntungan dan kerugian.

Euro menuju kenaikan 0,17 persen terhadap dolar sejak Jumat lalu (20/1/2023), dalam minggu kemenangan ketiga berturut-turut. Itu terlepas dari penurunan 0,17 persen menjadi 1,08715 dolar hari ini, mundur dari tertinggi semalam di 1,09295 dolar, level yang terakhir terlihat pada April. Para pedagang secara luas memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu (1/2/2023), turun dari kenaikan 50 basis poin pada Desember. Sementara itu, ECB telah berkomitmen untuk menaikkan suku bunga utamanya setengah persentase poin pada Kamis (2/2/2023).

Indeks dolar - yang mengukur mata uang terhadap enam mata uang utama lainnya, termasuk euro, yen, dan pound Inggris - naik 0,19 persen menjadi 101,94, meskipun masih berada di jalur penurunan marjinal minggu ini.

Sterling turun 0,23 persen menjadi 1,23825 dolar, berbalik menjadi sedikit merugi minggu ini.

Namun, mata uang Inggris tetap mendekati puncak tujuh bulan di 1,24475 dolar yang dicapai pada Senin (23/1/2023), bahkan saat bank sentral Inggris (BoE) menghadapi tantangan untuk mengendalikan inflasi tanpa merusak perekonomian yang sudah berada dalam resesi. BoE akan membuat keputusan kebijakan berikutnya pada Kamis (2/2/2023).

Dolar Australia yang peka terhadap risiko datar di 0,7114 dolar AS, tidak jauh dari tertinggi tujuh bulan Kamis (26/1/2023) di 0,71425 dolar AS. Data inflasi Australia awal pekan ini menunjukkan harga konsumen naik pada laju tercepat dalam 33 tahun, mendorong ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga bank sentral Australia akan segera terjadi.

Untuk minggu ini, Aussie naik 2,09 persen, berada di jalur kenaikan mingguan terbesar sejak awal November.

Baca juga: Dolar turun vs yen awal sesi Asia dipicu harapan kebijakan BoJ berubah
Baca juga: Harga emas jatuh setelah data ekonomi AS lebih kuat dari perkiraan
Baca juga: Minyak naik di Asia didukung ekonomi AS yang kuat, permintaan China

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023