Jakarta (ANTARA) - Secara substansial, Account Officer (AO) bekerja untuk melindungi bank dari kerugian dengan mengidentifikasi calon nasabah yang memenuhi kriteria dan peraturan yang berlaku.

Ini mendukung AO untuk menyatukan kehidupan bisnis pelanggan untuk persetujuan kredit. Dalam dunia perbankan, keberadaan AO benar-benar strategis, terutama dalam menopang kinerja perbankan mencapai tujuan utamanya.

Adanya keinginan dari sejumlah manajemen perbankan untuk mencetak dan melahirkan AO Farmers, pada dasarnya merupakan inovasi, sekaligus terobosan cerdas di sektor perbankan agar memperoleh hasil yang lebih terukur dan terstruktur dari kucuran kredit untuk masyarakat. Ini penting, karena setiap bank, tentu ingin mengamankan kredit yang diberikan.

Kehadiran AO Farmers diharapkan mampu menjadi pendamping, pengawal, pengawas, dan pengaman dari kredit yang digelontorkan kepada masyarakat, khususnya para pelaku usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) supaya bukan saja feasable, namun perlu menjadi bankable.

AO Farmers memiliki kehormatan dan tanggung jawab untuk menjadi agen perubahan dalam mewujudkan dunia perbankan yang terpercaya dan teruji kehadirannya.

Idealnya, siklus perbankan yang diharapkan para pengelola perbankan mesti mampu memutar uang untuk dikemas menjadi produksi dan berubah lagi menjadi uang.

Bukan hanya menjalankan kegiatan dari uang menjadi uang. Ini yang penting untuk didorong agar peran perbankan dapat mendukung pergerakan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dalam rangka menggapai hasrat yang demikian, sosok AO Farmers, mestilah mampu memerankan diri sebagai seorang "guru" bagi para calon atau nasabah bank tersebut.

Sebagai guru, AO Farmers dituntut untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran, pemberdayaan dan pemartabatan kepada calon penerima manfaat dari kredit yang diberikan secara lebih terukur.

AO Farmers, bukan hanya mampu memberi kredit, namun sekaligus juga mampu mengamankan kredit yang diberikan. Di sinilah kepiawaian AO Farmers diperlukan.

Dengan kapasitas dan kompetensinya, AO Farmers, menjadi sangat tertantang untuk meningkatkan ekspansi kreditnya kepada masyarakat, tapi tetap dengan menjaga dan memelihara asas prudensial perbankan itu sendiri.

Selain berperan sebagai sosok "yang digugu dan ditiru" (guru), AO Farmers juga diharapkan untuk dapat berkiprah sebagai sosok pemberi pencerahan bagi kehidupan para nasabahnya.

AO Farmers, betul-betul mesti dapat menjadi "pencerah" kehidupan baru bagi calon dan para nasabahnya. Dalam kalimat lain, AO Farmers seyogyanya tampil menjadi penggerak utama dalam melahirkan dunia perbankan yang lebih berkualitas.

Istilah AO Farmers, bukan berarti hanya bicara soal petani. Farmers di sini mengandung makna yang lebih luas.

Sebagian calon nasabah dan nasabah yang telah menerima kucuran kredit, terlebih misalnya KUR, tentu memiliki usaha yang beraneka macam.

Sebagian besar bergerak di usaha perdagangan, industri rumah tangga, kuliner, toko kelontong, pertanian rakyat, seperti peternakan, perkebunan, perikanan, dan lain sebagainya.

Tugas pokok AO Farmers untuk mendampingi, mengawal, mengawasi, dan mengamankan kucuran kredit yang akan dan telah diberikan kepada masyarakat, kelihatannya akan menjadi lebih terukur jika dalam tata kelola penerapannya didukung oleh adanya AO Hunter.


Tiga syarat

Sebagai AO yang lebih memberi titik tekan untuk menjaring nasabah, AO Hunter menjadi "kekuatan" AO Farmers guna meningkatkan kinerjanya.

Sinergi dan kolaborasi antara AO Hunter dan AO Farmers, menjadi paduan harmonis menuju kehidupan perbankan yang lebih berpihak kepada rakyat.

Bila digarap dengan optimal, penjaringan calon nasabah akan semakin meningkat, sekaligus juga terbangun suasana pengamanan kucuran kredit yang lebih bertanggung jawab. Untuk itu, wajar muncul pertanyaan AO Farmers seperti apa yang dapat menjalankan tugas dan fungsi yang seperti ini?

Sosok ideal AO Farmers, tentu harus dikuatkan oleh 3 syarat utamanya. Pertama, dirinya penting memiliki"integritas" yang kuat dan kokoh terhadap visi dan misi perbankan yang digelutinya.

Integritas ini akan menjadi ukuran utama sampai sejauh mana dirinya komit dan konsisten dalam melaksanakan kehormatan dan tanggung jawab yang telah diberikan manajemen kepada dirinya. Tanpa integritas, mustahil AO Farmers bakal berkinerja seperti yang diinginkan.

Kedua, sosok AO Farmers perlu memiliki ilmu dan teknologi perbankan mutakhir, termasuk perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi.

Dirinya penting menjiwai apa sebetulnya peran perbankan dalam mengucurkan kredit kepada nasabah. Pemahaman prima terhadap tata kelola perbankan, mutlak dikuasai, sehingga berbagai masalah, tantangan dan kendala yang menghadang akan dapat ditangani secara cepat dan tepat.

Ketiga, seorang AO Farmers penting memiliki cara dan metode dalam melakukan pendampingan, pengawalan, pengawasan dan pengamanan terhadap calon dan nasabah yang bakal diberi kucuran kredit.

Pengetahuan terhadap budaya dan kearifan lokal menjadi syarat mutlak untuk dikenali dengan baik. Perilaku dan karakter masyarakat serta gambaran UMK pun perlu diketahui. Akan lebih baik jika AO Farmers pun sudah memiliki "peta UMK" di wilayah kerja dan tempat penugasannya.

Tiga syarat ini mutlak dimiliki seseorang yang akan direkrut menjadi AO Farmers. Tak kalah pentingnya, kalangan manajemen pun perlu menyiapkan "etika bisnis" perbankan yang spiritnya tetap berpijak kepada bank sebagai lembaga bisnis, namun juga memiliki tanggung jawab sosial.

Etika ini perlu diingatkan terus-menerus agar seluruh keluarga besar satu bank tetap mampu menjaga dan memelihara amanah yang diberikan.

Akhirnya dapat ditegaskan, AO Farmers merupakan inovasi sekaligus terobosan cerdas di bidang perbankan yang berhasrat untuk mewujudkan perbankan memiliki makna yang lebih nyata guna menyadarkan masyarakat akan keberadaan perbankan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Bank bukan cuma mengelola "uang menjadi lebih banyak uang", namun sepatutnya bank harus mampu mengelola "uang menjadi produksi dan dari produksi menjadi uang". AO Farmers dapat hadir untuk mewujudkannya.

*) Entang Sastraatmadja adalah Ketua Harian DPD HKTI Jawa Barat.


Copyright © ANTARA 2023