Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,35 persen menjadi 102,2850
New York (ANTARA) - Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), sehari sebelum Federal Reserve akan memulai pertemuan kebijakan dua hari, sementara euro didorong oleh data inflasi tinggi yang tidak terduga menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis (2/2/2023).

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,35 persen menjadi 102,2850 ketika para pelaku pasar menunggu serangkaian pertemuan kebijakan bank-bank sentral utama dan para investor memperkirakan kemungkinan bahwa Fed mendekati akhir siklus pengetatannya.

Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin minggu ini, dan investor akan mengamati indikasi baru tentang berapa banyak kemungkinan kenaikan suku bunga.

Ketua Fed Jerome Powell berada dalam "posisi sulit" karena "mereka akan menaikkan suku bunga 25 basis poin, namun dia harus menentang pelonggaran kondisi keuangan," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex di New York.

Pedagang berjangka dana Fed memperkirakan suku bunga acuan Fed mencapai puncaknya pada 4,94 persen pada Juni, naik dari 4,33 persen sekarang, dan kemudian bank sentral memangkasnya menjadi 4,53 persen pada Desember. Ini kontras dengan komentar dari pejabat Fed, yang mengatakan bahwa mereka perlu mempertahankan suku bunga di wilayah restriktif untuk jangka waktu tertentu guna menurunkan inflasi.

Kesenjangan ini sebagian muncul karena para pedagang berspekulasi bahwa ekonomi yang melemah dan kemungkinan resesi, akan menyebabkan Fed beralih ke kebijakan yang lebih dovish.

Pertanyaannya sekarang adalah "apakah dolar melambung atau apakah ini pola bersarang sebelum turun berikutnya," kata Chandler.

Momentum ekonomi yang lebih kuat mungkin diperlukan untuk mendorong greenback, ahli strategi di TD Securities mengatakan dalam sebuah laporan, menambahkan bahwa "katalis untuk pembalikan perlu datang dari data yang jauh lebih kuat."

"Euro memiliki kondisi pertumbuhan terdepan (yang selalu membaik) tetapi pasar mungkin membutuhkan sesuatu yang lebih untuk memudar," kata mereka.

Euro turun 0,22 persen menjadi 1,0844 dolar, menghapus kenaikan sebelumnya setelah harga konsumen Spanyol naik 5,8 persen pada basis tahun ke tahun pada Januari, kenaikan pertama dalam enam bulan.

"Data hari ini akan menggarisbawahi ekspektasi untuk kenaikan 50 basis poin dari ECB pada Kamis (2/2/2023) dan juga menandakan bahwa suku bunga akan naik lebih jauh," kata Niels Christensen, kepala analis di Nordea.

Dolar naik 0,57 persen terhadap yen Jepang menjadi 130,53.

Sebuah panel akademisi dan eksekutif bisnis pada Senin (30/1/2023) mendesak Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk menjadikan target inflasi 2,0 persen sebagai tujuan jangka panjang daripada harus dipenuhi sesegera mungkin, mengingat meningkatnya biaya pelonggaran moneter yang berkepanjangan.

Dolar Australia turun 0,75 persen menjadi 0,7056 dolar AS tetapi berada di jalur untuk kenaikan bulanan sekitar 3,5 persen setelah inflasi Australia melonjak ke tertinggi 33 tahun pada kuartal terakhir, menyebabkan para pedagang meningkatkan taruhan bahwa Bank Sentral Australia harus memperketat suku bunga lebih lanjut.

Sterling merosot 0,43 persen menjadi 1,2345 dolar menjelang pertemuan Bank Sentral Inggris (BoE) pada Kamis (2/2/2023). BoE dan ECB keduanya diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin minggu ini.

Baca juga: Emas jatuh 6,40 dolar, terseret oleh "greenback" yang lebih kuat
Baca juga: Dolar menguat tipis di Asia jelang pertemuan bank-bank sentral utama
Baca juga: Dolar menguat di awal sesi Asia jelang pertemuan bank-bank sentral

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023