Jakarta (ANTARA) - Jenazah Aipda I, polisi yang meninggal di Kantor Perwakilan Kepolisian Resor (Polres) Metro Kepulauan Seribu di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, dibawa ke rumah duka di RT 013/RW 03 Sunter Agung pada Selasa sekitar pukul 20.15 WIB.

Jenazah tiba dari Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, usai dilakukan autopsi.

Ketua RT 013 Yusril Rusban kepada wartawan di Jakarta Utara, mengatakan, pihaknya menerima langsung kedatangan jenazah polisi muda yang dikenal suka berbaur dengan warga setempat tersebut.

"Ini warga saya, Irwansyah, biasa dipanggil Bang Boy. Benar (dia polisi), orangnya baik banget, kalau sama warga suka menyapa orang," kata Yusril ditemui di lokasi, Selasa malam.

Baca juga: Polda Metro Jaya selidiki polisi yang tewas di Polres Kepulauan Seribu

Yusril sempat menghalangi awak media untuk meliput ke dalam rumah. Menurut dia, keluarga korban tidak berkenan ada awak media yang meliput ke dalam rumah.

"Saya sudah coba sampaikan ke keluarga, mereka tidak berkenan," kata Yusril.

Awak media melakukan pantauan dari luar gang ketika mobil jenazah yang membawa Aipda I langsung masuk ke depan rumahnya. Hal itu karena portal gang tersebut ditutup warga.

Jenazah Aipda I didampingi pihak keluarga tiba dari RS Polri Kramat Jati. Hasil autopsi berupa "visum et repertum" diserahkan ke penyidik untuk mengungkap penyebab kematian Aipda I di Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa pagi.

Baca juga: Polisi dikeroyok massa saat menangkap pelaku jambret di Cakung

Menurut Yusril, almarhum meninggalkan satu orang anak.

Namun dia belum mengetahui pasti kapan jenazah tersebut akan dimakamkan. Hanya saja kemungkinan keluarga akan memakamkan jenazah Aipda I di TPU Semper.

"Dimakamkan dimana belum tahu, kayaknya sih di Budi Dharma (TPU Semper)," kata Yusril.

Hingga berita ini diturunkan, penyebab kematian anggota Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resor Metro Kepulauan Seribu itu belum dikonfirmasi oleh Kepala Polres Metro Kepulauan Seribu.
 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023