Salah satu perlindungan yang sudah disiapkan pemerintah adalah melakukan vaksin booster dosis kedua untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Mataram (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan melakukan sosialisasi masif terkait pelaksanaan vaksin penguat (booster) dosis dua sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID-19 sub varian XBB.1.5 atau "Kraken".

Juru bicara Satgas COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Rabu, mengatakan, fenomena ini bukan terjadi pertama kali, sebab varian COVID-19 terus berkembang sehingga masyarakat perlu melakukan perlindungan diri.

"Salah satu perlindungan yang sudah disiapkan pemerintah adalah melakukan vaksin booster dosis kedua untuk meningkatkan daya tahan tubuh," katanya.

Dia mengakui, kendati pemerintah telah mengeluarkan kebijakan sejak 24 Januari 2023 terkait layanan vaksin booster dosis kedua, namun sejauh ini belum terlalu direspon masyarakat.

Bahkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram menyebutkan, cakupan vaksin booster pertama hanya sekitar 30 persen. Sedangkan untuk booster kedua, sejauh ini capaiannya juga belum terlalu memuaskan.

"Kalau di RSUD Mataram ang vaksin booster kedua baru 11 orang, sedangkan di puskesmas kami belum dapat data," katanya.

Karena itulah, kondisi ini menjadi tantangan bagi Satgas untuk melakukan sosialisasi lebih masif mengajak masyarakat agar mau melakukan booster kedua, sebagai bagian perlindungan diri terhadap penyebaran virus dan penyakit berbahaya.

"Terutama virus COVID-19 yang setiap saat bisa bermutasi menjadi berbagai varian baru dan saat ini muncul varian 'Kraken'," kata Swandiasa yang juga menjabat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram.

Menurut informasi, katanya, varian "Kraken" penularan-nya lebih cepat dengan gejala sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, batuk kering atau berdahak, dan sakit kepala.

"Penularan varian 'Kraken' ini memang lebih cepat, tapi tidak terlalu bahaya seperti varian Delta. Karena masyarakat yang terpapar mengalami gejala ringan dan butuh istirahat untuk masa penyembuhan," katanya.

Ia menambahkan, sejauh ini kasus varian "Kraken" di Kota Mataram belum ditemukan, dan semoga tidak pernah ditemukan.

"Varian Kraken baru ditemukan di Jawa Barat. Walaupun demikian, kita harus tetap waspada dan tidak ada salahnya kalau kita melakukan perlindungan diri dengan menerapkan protokol kesehatan dan booster dosis dua," demikian I Nyoman Swandiasa.

Baca juga: Kementerian Kesehatan sedang menyelidiki kontak dekat pasien COVID-19 Kraken di Indonesia

Baca juga: Para ahli merekomendasikan agar orang memakai topeng untuk mencegah terkena Kraken

Baca juga: Kemenko PMK: Subvarian Kraken mengingatkan kita bahwa masih diperlukan kedisiplinan proses

Baca juga: Pakar: Penilaian risiko diri yang kuat membantu RI menghadapi XBB 1.5

Pewarta: Nirkomala
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023