Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI melaporkan jumlah kasus Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Indonesia hingga Senin siang bertambah menjadi total enam kasus, yang seluruhnya telah dinyatakan sembuh.

"Sejak Desember 2022, ada satu pasien, Januari 2023 ada tambahan lima pasien. Jadi total enam pasien," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril dalam konferensi pers terkait perkembangan pandemi COVID-19 yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, dua pasien di antaranya diketahui memiliki riwayat perjalanan luar negeri di Balikpapan, dan satunya lagi merupakan jemaah umrah yang berdomisili di Pamulang.

Hingga saat ini, Kemenkes kembali memperoleh laporan penambahan empat kasus terbaru dari DKI Jakarta.

Satu pasien di antaranya merupakan perempuan berusia 46 tahun dengan riwayat sudah menerima suntikan vaksinasi dosis penguat atau booster pertama vaksin Sinopharm.

Baca juga: Kemenkes: 3 kasus Kraken di Indonesia dialami PPLN dan kontak erat

Baca juga: Pengidap Kraken di Tangsel baru pulang umrah


"Kami tidak bisa melakukan penyelidikan epidemiologi, karena dia tidak tinggal di alamat yang tertera. Pasien ini pada awalnya memang dia isolasi mandiri, dan saat ini sudah dinyatakan sembuh," katanya.

Pasien berikutnya dialami seorang perempuan berusia 22 tahun sudah divaksinasi booster. Gejala yang timbul ringan dan tanpa komorbid, saat ini sudah selesai isoman dan dinyatakan sembuh.

"Berikutnya adalah pasien laki-laki berusia 47 tahun dan perempuan berusia 37 tahun. Keduanya saat ini dalam proses penyelidikan epidemiologi," katanya.

Sebelumnya, dalam acara peresmian Laboratorium Genomik di Jakarta, Senin, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken merupakan bentuk mutasi virus yang kian melemah saat menginfeksi tubuh manusia.

"Varian virus akan terus terjadi. Cuma memang induk virus itu harus ada inangnya atau host-nya, karena dia akan mati kalau host-nya mati," katanya.

Budi mengatakan, mutasi virus merupakan perilaku alami yang dimiliki SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 untuk bertahan hidup. Semakin sering mutasinya, maka semakin lemah pula gejala yang ditimbulkan dari infeksi.

"Jadi virus itu bermutasi, selalu semakin lemah agar host-nya tidak mati," katanya.

Terkait hal itu, Budi mengaku tidak terlalu khawatir dengan kemunculan sejumlah kasus terkonfirmasi Kraken di Indonesia.

Selain itu, kata Budi, hasil serologi survei (Serosurvei) terbaru Januari 2023 melaporkan, 99 persen populasi di Indonesia telah terlindung oleh vaksinasi COVID-19 program pemerintah maupun kekebalan tubuh alami yang diperoleh dari infeksi.

"Kekebalan imunitas populasi kita relatif tinggi. Yang penting masyarakat tetap hati-hati," katanya.

Baca juga: Pasien Kraken di Tangsel sudah tiga kali vaksin COVID-19

Baca juga: Kemenko PMK: Subvarian Kraken ingatkan masih perlunya disiplin prokes


 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023