ketika pandemi COVID-19 melanda, pengguna QRIS terus meningkat, seiring diterapkan-nya protokol kesehatan
Situbondo, Jawa Timur (ANTARA) - Sebanyak 8.700 pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, beradaptasi di era digital dengan transaksi secara non-tunai melalui aplikasi Kode Respons Cepat Standar Indonesia (Quick Response Code Indonesian Standard/QRIS).

Dari 8.400 pelaku UMKM pengguna aplikasi QRIS, sebanyak 6.700 orang melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan 1.700 orang di antaranya melalui atau nasabah Bank Jatim Cabang Situbondo.

"Pelaku UMKM yang menggunakan aplikasi QRIS sampai saat ini sekitar 1.700 orang, dan tersebar di pasar tradisional, termasuk di UMKM yang memasarkan produknya di hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) tiap Minggu, di alun-alun," ujar Pemimpin Cabang Bank Jatim Situbondo, Siti Herminingsih di Situbondo, Rabu.

Dia menjelaskan manfaat menggunakan aplikasi QRIS bagi pelaku UMKM, di antaranya tidak perlu menyiapkan uang kembalian, terhindar kehilangan uang dan menghindari uang palsu.

Menurut Hermin, sapaan Siti Herminingsih, penjual dan pembeli dengan menggunakan transaksi non-tunai ini sama-sama diuntungkan dari sisi keamanan dan kecepatan bertransaksi. Karena, pembeli tinggal membuka aplikasi QRIS dan menempelkan ke kode batang (barcode) yang sudah disiapkan pedagang.

"Untuk mendorong pelaku UMKM beralih menggunakan aplikasi QRIS kami terus menyosialisasikan kepada paguyuban-paguyuban UMKM, mengedukasi nasabah yang datang ke sini agar memberikan referensi kepada kerabatnya yang belum menggunakan QRIS dan kolaborasi dengan Pemkab Situbondo," ujarnya.

Baca juga: BI Bali gaungkan cinta rupiah dan QRIS di Festival Imlek Bersama 2023

Baca juga: BI akselerasi digitalisasi sistem pembayaran


Sementara itu, Pemimpin Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Situbondo, Edy Hariyadi menyebutkan dalam kurun waktu tiga tahun jumlah pelaku UMKM yang menggunakan aplikasi QRIS lewat BRI sebanyak 6.700 orang.

"Awalnya belum seberapa, tapi ketika pandemi COVID-19 melanda, pengguna QRIS terus meningkat, seiring diterapkan-nya protokol kesehatan," katanya.

Menurut dia, QRIS merupakan standar pembayaran menggunakan metode kode batang (barcode) dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR code menjadi lebih mudah, cepat dan terjaga keamanannya.

"UMKM mendaftar ke kami, nanti persyaratan-nya dimasukkan di sistem, lalu mereka akan mendapatkan kode batang. Kode batang inilah yang menjadi sarana untuk para pembeli untuk melakukan pembayaran. Kalau menggunakan QRIS melalui BRI bisa menggunakan aplikasi BRImo," ujar Edy.

Ketua Paguyuban Car Free Day (CFD) Situbondo, Khairdianta Priambada Kusuma mengatakan ratusan pelaku UMKM yang memasarkan produknya di hari bebas kendaraan bermotor atau car free day di alun-alun sudah merasakan manfaat penggunaan aplikasi QRIS.

"Semula pedagang masih belum banyak yang menggunakan QRIS dan lambat laun dari 360 pedagang di CFD, sampai sekarang sudah ada sekitar 300 pedagang memanfaatkan pembayaran non-tunai QRIS," katanya.

Baca juga: BI Bali dorong UMKM terus adaptasi pembayaran dengan QRIS

Baca juga: BI: Transaksi uang elektronik 2022 melonjak, capai Rp399,6 triliun

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023