Masyarakat kita juga imbau sementara waktu menghentikan dulu aktivitas di gunung
Banda Aceh (ANTARA) - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh Hendri Yono meminta agar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) provinsi itu menjadikan Kabupaten Aceh Selatan sebagai daerah prioritas penanggulangan konflik satwa liar dengan penduduk, buntut peristiwa serangan harimau terhadap warga setempat.

“Kejadian ini bukan yang pertama kali, tapi hampir setiap tahun ada kejadian warga diserang harimau dan juga ternak milik warga,” kata Hendri Yono di Banda Aceh, Kamis.

Menurut dia, BKSDA tidak bisa main-main dengan kondisi Aceh Selatan yang rawan konflik satwa liar dengan penduduk. Tentu, hal ini sangat merugikan masyarakat, bahkan bisa mengancam nyawa masyarakat yang beraktivitas mencari rezeki di kebun.

Apalagi, kata Hendri Yono, peristiwa dua petani asal Aceh Selatan yang diserang harimau pada Rabu (1/2) kemarin itu terjadi setelah beberapa kejadian empat anggota Forum Konservasi Leuser (FKL) yang juga diserang harimau di kawasan yang sama.

Sebab itu, lanjut dia, kejadian seperti itu perlu diminimalkan dengan cepat, agar pergerakan satwa liar dilindungi tersebut tidak terus mengancam nyawa masyarakat.

“Jadi kita mendorong, BKSDA dengan kondisi hari ini, menjadi Aceh Selatan skala prioritas dari segi kinerja mereka, yang memang fokus untuk Aceh Selatan. Tentu BKDSD memiliki data setahun berapa kali harimau turun kampung,” ujarnya.

Baca juga: BKSDA Aceh turunkan tim cegah konflik satwa dan manusia

Baca juga: Atasi konflik satwa dengan manusia, ini yang langkah Menteri LHK


Hendri menilai, apabila peristiwa itu terus terulang, maka masyarakat pun bisa menganggap BKSDA tidak berperan dalam penanggulangan konflik harimau yang selama ini terjadi di Aceh Selatan.

“Kepada masyarakat kita juga imbau sementara waktu menghentikan dulu aktivitas di gunung, dengan kondisi seperti ini, atau kalau memang harus ke gunung maka jangan sendiri, kita harus antisipasi, sebelum ada kepastian penanganan dari BKSDA,” ujarnya.

Sebelumnya diketahui dua korban serangan harimau di kawasan hutan Gunung Sampali, Gampong Koto, Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan pada Rabu (1/2) merupakan ayah dan anak.

Korban bernama Amrizal (65) dan anaknya Hafifi Yunanda (29), warga Gampong Ladang Teungoh, Kecamatan Pasie Raja, Kabupaten Aceh Selatan. Sedangkan seorang lagi, M Nasir, warga Desa Jambo Papan, Kecamatan Kluet Tengah, yang berhasil menyelamatkan diri.

Mereka bertiga diserang tiba-tiba saat berada di pondok kebun mereka di kawasan hutan Gunung Sampali, sekira pukul 03.00 WIB.

Sementara itu, Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto menyebut pihaknya juga telah menurun tim menangani gangguan harimau yang menyerang sejumlah warga di Kabupaten Aceh Selatan.

"Tim sudah bergerak ke Aceh Selatan menangani gangguan harimau yang dilaporkan menyerang sejumlah warga," kata Agus Arianto.

Menurut Agus, penanganan gangguan satwa dilindungi tersebut bekerja sama dengan Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, TNI, Polri, mitra kerja, serta masyarakat setempat.

"Terhadap korban, sudah mendapat penanganan medis. Kami juga mengimbau masyarakat berhati-hati saat beraktivitas di kawasan hutan yang merupakan habitat satwa liar seperti harimau," kata Agus.

Baca juga: BKSDA Aceh siapkan senjata bius untuk tangkap harimau penyerang warga

Baca juga: BKSDA Aceh turunkan tim untuk atasi gangguan gajah liar di Pidie

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023