Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perindustrian (Deperin) mengusulkan Penghapusan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) televisi diperluas sampai dengan 43 inci guna mendongkrak penjualan barang elektronik di dalam negeri. Direktur Industri Elektronika Deperin Abdul Wahid kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, mengatakan selain televisi sejumlah barang elektronik konsumsi lainnya juga diusulkan dihapus PPnBMnya. "PPnBM AC ukuran dua sampai tiga PK yang semula PPnBMnya 10 persen diusulkan untuk dihapuskan, demikian pula dengan mesin cuci diusulkan untuk dihapus sampai 10 kilogram," katanya. Demikian pula dengan lemari es, penghapusan PPnBMnya diusulkan diperluas sampai 230 liter. "Hal itu (penghapusan PPnBM) selain untuk mendongkrak penjualan, juga menjaga pasar dari serbuan produk elektronik Cina, maupun menekan penyelundupan," katanya. Selain barang elektronik konsumsi, sejumlah barang elektronik lainnya yang canggih juga diusulkan dihapus PPnBMnya sampai harga tertentu. Namun ia tidak mau menyebutkan sampai harga berapa barang elektronik seperti kamera digital, akan dihapuskan PPnBMnya. Gabungan Elektronik (Gabel) sebelumnya mengusulkan penghapusan PPnBM elektronik untuk produk dengan harga sampai Rp25 juta per unit. Wahid menegaskan, usulan tersebut masih dalam tahap pembahasan dan diharapkan selesai tahun ini, sehingga penjualan elektronik di dalam negeri bisa bergerak lagi, setelah pada triwulan pertama sempat turun sekitar 30 persen. Lebih jauh ia mengakui, saat ini terjadi penurunan kinerja industri elektronik di dalam negeri seiring dengan penurunan pasar di dalam negeri. "Beberapa industri elektronik telah melakukan pemutusan hubungan kerja (phk) akibat pasar yang lesu, seperti Sanyo misalnya sudah melakukan phk terhadap karyawannya," ujar Wahid. Kendati terjadi penurunan kinerja industri elektronik pada triwulan pertama 2006, pihaknya tetap menargetkan terjadi kenaikan ekspor elektronik sebesar 13 persen dibanding tahun 2005 yang mencapai sekitar tujuh miliar dolar AS. Pada tahun 2005 total ekspor industri elektronik konsumsi dan telematika mencapai sekitar sembilan miliar dolar AS.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006