Tidak asal mengundang investor tetapi kita menginginkan investor yang kita butuhkan di sektor-sektor tertentu
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Industri Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan investasi harus fokus kepada peningkatan hilirisasi sumber daya alam untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Hilirisasi tentunya perlu investasi yang besar dari hulu ke hilir tapi harus market driven," kata Heri dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa.

Heri mengatakan investasi tersebut harus bisa berdampak terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja, nilai tambah ekonomi, substitusi impor, dan ekspor yang bernilai tambah.

"Tidak asal mengundang investor tetapi kita menginginkan investor yang kita butuhkan di sektor-sektor tertentu," tuturnya.

Ia menuturkan tantangan untuk menjaga momentum pemulihan atau pertumbuhan ekonomi menjadi semakin berat di saat ketidakpastian global meningkat

Oleh karenanya, Indonesia membutuhkan akselerasi ekonomi yang didasari pada perbaikan struktur dan fundamental yang kuat. Hal itu diharapkan berdampak terhadap perbaikan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan optimalisasi nilai tambah atau hilirisasi.

"Momentum pemulihan seharusnya dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki dan memperkuat fundamental ekonomi Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun, melewati target Rp1.200 triliun yang ditetapkan Presiden Jokowi dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.305.001 juta orang.

"Target Presiden sebesar Rp1.200 triliun, pada awalnya banyak orang yang pesimis terhadap targetnya, apakah tercapai atau tidak. Alhamdulillah kita mampu mencapai sebesar Rp1.207,2 triliun," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/1).

Secara rinci, capaian realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2022 mencapai 100,6 persen dari target, serta tumbuh 34 persen dibandingkan capaian tahun 2021 sebesar Rp901,02 triliun.

Total realisasi investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp654,4 triliun atau setara 54,2 persen dari total realisasi investasi. Sementara sisanya merupakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp552,8 triliun atau sebesar 45,8 persen.


Baca juga: Hilirisasi 21 komoditas, Indonesia kejar 545,5 miliar dolar AS di 2024
Baca juga: Kepala IKN: 90 investor serius nyatakan investasi di Ibu Kota Baru
Baca juga: Airlangga harap investasi KEK Kura-kura Bali capai Rp104 triliun

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023