Jambi (ANTARA) - Gunung Kerinci, Jambi mengalami erupsi selama 10 menit pada Selasa, pukul 15.48 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai lebih kurang 150 meter di atas puncak gunung itu.

Petugas Pos Pemantauan Gunung Api Kerinci Irwan Safwan di Jambi, Selasa, mengatakan kolom abu teramati berwarna cokelat dengan intensitas sedang condong ke arah timur.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 3 mm dan durasi lebih kurang 10 menit.

"Imbauan kami masih sama, masyarakat dilarang mendaki kawah yang ada di puncak gunung api Kerinci di dalam radius 3 km dari kawah aktif," kata dia.

Ia menjelaskan sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.

Pada Minggu (5/2), pukul 07.22 WIB Gunung Kerinci juga mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 200 m di atas puncak.

Baca juga: BPBD imbau warga terdampak abu vulkanik Gunung Kerinci pakai masker

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci menyebutkan terdapat sejumlah desa di Kecamatan Gunung Tujuh terdampak semburan abu vulkanik Gunung Kerinci sehingga pihaknya meminta warga menggunakan masker saat beraktivitas.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kerinci Armanto mengatakan desa yang terdampak semburan abu vulkanik itu, di antaranya Pelompek, Pauh Tinggi, dan Sungai Jernih.

"Yang terdampak Desa Pelompek ke arah timur Pauh Tinggi dan sekitarnya, namun belum mengganggu aktivitas masyarakat," katanya.

Ia menerangkan tentang imbauan penggunaan masker oleh masyarakat setempat sudah dilakukan melalui camat dan kades.

Upaya itu, katanya, dilakukan melihat bahwa beberapa desa di Gunung Tujuh terkena dampak erupsi Gunung Kerinci.

Baca juga: Gunung Kerinci erupsi durasi hingga satu jam lebih
Baca juga: Gunung Kerinci kembali erupsi arah abu condong ke timur dan tenggara
Baca juga: Pemprov Jambi bangun kanal atasi banjir abu vulkanik gunung Kerinci

Pewarta: Tuyani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023