Memang sedang membentuk kesetimbangan baru, maksudnya setelah ada adjustment dari bahan bakar, kenaikan biaya biaya, variabel cost yang ada, memang harus ada adjustment (harga)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa harga beras masih mahal dikarenakan belum memasuki musim panen raya.

“Kenapa Januari dan awal Februari masih tinggi harganya? Karena memang panennya belum melebihi dari produksinya dan kita semua tahu, kita paham,” katanya dalam Indonesia Policy Dialogue yang dilaksanakan secara daring, Rabu.

Arief menjelaskan bahwa kebutuhan beras Nasional dalam setahun adalah 30 juta ton, sehingga per bulannya dibutuhkan beras 2,5 juta. Data Badan Pusat Statistik Nasional dari Januari-Desember 2021, terdapat surplus 1,3 juta ton.

Kemudian untuk tahun 2022 terdapat surplus 1,46 juta ton. Sehingga jika ditotal selama 2 tahun terakhir, sebenarnya Indonesia surplus beras 2,7 juta ton. Jika konsumsi beras per bulan 2,5 juta ton dan surplus beras mencapai 2,7 juta ton, lanjutnya, seharusnya Indonesia mempunyai kelebihan stok beras untuk 1 bulan.

Namun kelangkaan beras masih terjadi karena stok beras tersebut berada di masyarakat, sehingga Pemerintah mengalami tantangan untuk menstabilkan ketersediaan pangan. Belum lagi produksi beras di Januari 2023 yang hanya mencapai 1,51 juta ton dan otomatis tidak mencukupi kebutuhan beras per bulannya.

“Setelah itu, kalau kita bandingkan antara data produksi dan konsumsi itu memang kurang. Kalau dilihat hari ini berasa ada, di masyarakat ada, tetapi kalau pada level penggilingan atau petani, gabah kering panen itu rebutan,” jelasnya.

Selain kelangkaan ketersediaan gabah kering di level penggilingan dan petani, faktor lain yang menyebabkan harga beras naik akibat adanya penyesuaian biaya produksi.

“Memang sedang membentuk kesetimbangan baru, maksudnya setelah ada adjustment dari bahan bakar, kenaikan biaya biaya, variabel cost yang ada, memang harus ada adjustment (harga),” ucap Arief

Menyambut panen raya yang mulai pada akhir Februari, Bapanas pun optimistis bahwa harga dan stok beras akan kembali melimpah. Ia juga telah menugaskan Bulog untuk menyerap sebanyak 70 persen hasil panen raya pada Semester 1 dan sisanya 30 persen pada Semester 2. Sehingga Indonesia mempunyai cadangan beras sebanyak 2,4 juta ton.

“Jadi kalau kemarin kita semua fokusnya adalah distribusi di hilir untuk ketersediaan, kalau Februari ke depan, waktunya sampai dengan April biasanya 3 bulan itu, nanti fokus kami adalah bersama Menteri Pertanian dan jajaran untuk melakukan serapan,” jelas dia.

Baca juga: Pemerintah salurkan beras ke berbagai daerah hadapi lonjakan harga
Baca juga: Bulog stabilkan harga dan pasokan beras dengan gandeng Hypermart
Baca juga: Bapanas: 500 ribu ton beras impor bakal masuk bertahap hingga Februari

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023