Jambi (ANTARA) - Wakil Bupati Merangin Nilwan Yahya menekankan pentingnya semua pihak menyadari bahwa penanganan stunting (gagal tumbuh kembang pada anak) menjadi tanggung jawab bersama.

Nilwan di Bangko,Provinsi Jambi, Kamis, mengatakan, terdapat empat poin penting yang harus menjadi perhatian para stakeholder.

Baca juga: Tekan stunting, Puluhan balita di Tangerang peroleh asupan vitamin A

Keempat poin tersebut, pertama, stunting merupakan isu penting untuk dituntaskan sebab berkaitan dengan mutu sumber daya manusia Indonesia di masa depan.

Kedua, kemiskinan dan stunting sangat erat hubungannya, walaupun tidak semua orang miskin memiliki anak stunting.

Untuk itu kunci menurunkan prevalensi stunting dengan cara melakukan intervensi terhadap permasalahan kemiskinan.

Baca juga: Pemkot Semarang siapkan "daycare" untuk penanganan stunting

Sedangkan poin ketiga, Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) merupakan upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk kebijakan, program dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan serta fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara.

Sementara itu, pemerintah sudah mengeluarkan data sasaran PPKE, berupa kumpulan informasi dan data keluarga serta individu anggota keluarga hasil pemutakhiran basis data keluarga Indonesia (Pendataan Keluarga - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2021) di setiap wilayah pemutakhiran RT/Dusun/RW dan setiap tingkatan wilayah.

Baca juga: Kalteng optimalkan peran pokjanal posyandu percepat penurunan stunting

‘’Administrasi Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Kota, Provinsi dan pusat yang tersimpan dalam file elektronik dan sudah divalidasi NIK oleh Dukcapil itu, memiliki status kesejahteraan," kata Wabup.

Poin terakhir tegas wabup, intervensi stunting dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik ditujukan kepada anak pada 1.000 hari pertama kehidupan, misalnya dengan mengedukasi untuk para ibu hamil.

Tujuannya tersebut, agar menambah asupan gizi untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis serta mendorong pemberian ASI eksklusif. Sedangkan intervensi gizi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.

Baca juga: Stunting dan pentingnya pendekatan anak secara utuh
Baca juga: BKKBN Kepri paparkan hasil penurunan stunting ke Komisi IX DPR RI

Pewarta: Tuyani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023