Jakarta (ANTARA News) - Indonesia yang diwakili oleh Menteri Keuangan akan menghadiri pertemuan tahunan Islamic Development Bank (IDB) yang berlangsung di Kuwait pada 30-31 Mei 2006. "Berbagai agenda akan dibahas dalam pertemuan itu termasuk penandatanganan berbagai kesepakatan," kata Kepala Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional (Bapekki) Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu di Jakarta, Rabu. Ia menyebutkan, salah satu kesepakatan yang akan ditandatangani adalah pembentukan International Islamic Trade Finance (ITFC). Dalam pertemuan itu, Indonesia akan memperjuangkan dapat dibukanya cabang ITFC di Indonesia karena pihak swasta dapat memanfaatkan dana dari lembaga itu untuk pengembangan usaha. Pada pertemuan IDB, Indonesia juga akan memperjuangkan untuk memperoleh jabatan di lembaga tersebut baik jabatan politis maupun profesional. Jabatan politis antara lain executive director dan deputi chief economist officer (CEO). Agenda lain yang juga dibahas adalah usulan peningkatan authorized capital stock dari posisi saat ini senilai 15 miliar Islamic Dinar (ID) menjadi 30 miliar ID. Usulan peningkatan authorized capital stock itu ditujukan dalam rangka memperluas kegiatan IDB untuk membantu pembangunan ekonomi di negara-negara anggotanya. Kontribusi atau share capital stok Indonesia di IDB saat ini berada di peringkat 10 sebesar 124,26 juta ID atau sekitar 1,72 persen dari total capital IDB. Kontributor terbesar kapital di IDB adalah Arab Saudi senilai 1,99 miliar ID (27,33 persen), Libya 793,79 juta ID (10,96%), Iran 694,51 juta ID (9,59%), Mesir 686,84 juta ID (9,48%), Turki 626,05 juta ID (8,65%), Uni Emirat Arab 561,67 juta ID (7,76%), Kuwait 496,64 juta ID (6,86%), Pakistan 246,59 juta ID (3,41%), Malaysia 157,89 juta ID (2,18%). Lima negara di bawah Indonesia adalah Algeria (1,72%), Bangladesh (1,35%), Qatar (1,35%), Maroko (0,68%), dan Yaman (0,68%). Anggito juga menyebutkan bahwa pada September 2006, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) juga akan melaksanakan pertemuan tahunan di Singapura. "Presiden Yudhoyono dijadualkan menghadiri pertemuan yang akan dihadiri sekitar 16.000 orang pada 15 hingga 19 September 2006 itu," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006