Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara masih mencari satu WNI yang hilang kontak setelah gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah, Senin (6/2).

Tim KBRI sebelumnya telah mengevakuasi 123 WNI ke Ankara. Seorang ibu dan dua anak yang sempat hilang kontak serta satu WNI pekerja terapis spa juga sudah berhasil ditemukan, sementara satu WNI yang tinggal di Dyarbakir belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.

“Semula pada saat kejadian ada lima WNI yang hilang kontak. Seorang ibu dan dua anaknya sudah bisa kami hubungi, kemudian satu pekerja terapis spa juga sudah bisa dikontak. Hingga saat ini masih ada satu lagi pekerja kita yang belum dapat dihubungi," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Namun KBRI, lanjut dia, telah mengirimkan tim evakuasi kedua untuk melanjutkan pencarian ke lokasi-lokasi gempa di enam titik, yakni Dyarbakir, Sanliurfa, Kahramanmaraş, Malatya, Gaziantep dan Hatay guna memastikan tidak ada WNI yang tertinggal dan tidak tertolong.

Dia menuturkan bahwa proses evakuasi tidak mudah karena kondisi dan cuaca yang dingin dan disertai badai salju.

“Akses jalan menuju ke lokasi juga padat dengan berbagai macam kendaraan termasuk alat-alat berat,” ujar dia.

Selain melakukan pencarian, tim evakuasi juga akan mengantarkan 179 paket bantuan logistik bagi WNI yang tersebar di wilayah gempa yang memilih tetap tinggal, tetapi membutuhkan bantuan logistik.

Bantuan tersebut meliputi bahan makanan, selimut, jaket musim dingin dan baju hangat untuk bayi.

Baca juga: PMI kirim tim medis ke Turki bantu korban gempa
Baca juga: KBRI Ankara kembali kirimkan tim evakuasi ke lokasi gempa sisir WNI
Baca juga: 123 WNI yang berhasil dievakuasi KBRI tiba di Ankara

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023