Washington (ANTARA) - Kerja sama pertahanan antara Korea Utara (Korut) dan Rusia tidak baik untuk Semenanjung Korea, kata pejabat Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih pada Jumat (10/2), merujuk kepada kemungkinan pengalihan kemampuan militer Rusia ke Korut.

Koordinator NSC untuk komunikasi strategis, John Kirby juga menegaskan kembali bahwa Pyongyang telah menyediakan amunisi artileri ke Rusia untuk digunakan dalam agresi yang sedang berlangsung melawan Ukraina.

"Saya berada di sini belum lama ini, berbicara tentang hubungan pertahanan yang sedang berkembang antara Iran dan Rusia," kata Kirby dalam konferensi pers di Gedung Putih.

"Itu tidak hanya tidak baik untuk rakyat Ukraina. Itu juga tidak baik untuk orang-orang di Timur Tengah karena akan berjalan dua arah dan kemampuan Rusia sangat besar kemungkinan bisa sampai ke tangan Iran," kata dia lebih lanjut.

"Dan saya ingin mengatakan hal yang sama tentang Korut," tambahnya.

Pejabat NSC itu sebelumnya memberikan citra satelit dari gerbong kereta Rusia yang melakukan perjalanan antara Rusia dan Korut pada November untuk mengirim amunisi Korut ke organisasi paramiliter Rusia, Wagner Group, untuk digunakan di Ukraina.

"Kami tahu bahwa mereka (Korut) menyediakan amunisi untuk artileri Rusia, khususnya amunisi," kata Kirby.

"Dan sekali lagi, itu tidak hanya tidak baik untuk rakyat Ukraina, itu juga tidak baik untuk Semenanjung Korea dan wilayah di sana karena Rusia dan Korut dapat, sekali lagi, mengembangkan hubungan pertahanan yang lebih dalam," tambahnya.

Rusia, bersama dengan China, berhasil menggagalkan 10 pertemuan Dewan Keamanan PBB yang digelar tahun lalu untuk secara khusus membahas isu Korut.

Hal itu menyia-nyiakan upaya 13 anggota Dewan Keamanan lainnya untuk meminta pertanggungjawaban Pyongyang atas sejumlah uji coba rudal balistik yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang masing-masing melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan.

Korut menembakkan 69 rudal balistik pada 2022, menandai rekor tahunan baru dalam uji coba rudal balistik, yang sebelumnya berjumlah 25.

Sumber: Yonhap-OANA

Baca juga: Gedung Putih: Korut beri amunisi untuk Rusia, langgar resolusi DK PBB

Baca juga: Korut kecam laporan media Jepang tentang pasokan senjata ke Rusia

Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023