Jakarta (ANTARA) - Kumpulan pemuda dari lintas profesi mendeklarasikan gerakan pemuda bernama "Gagasan" untuk mendorong terlaksananya Pemilihan Umum 2024 yang substantif.

Dalam acara Deklarasi Gerakan Gagasan di Jakarta, Rabu, Koordinator Gagasan Michael Victor Sianipar menyampaikan wadah bagi pemuda untuk bisa mengutarakan gagasan dan menuntut gagasan dari para calon pemimpin merupakan hal yang penting.

Proporsi pemilih muda pada Pemilu 2024 diprediksi mendekati 60 persen atau sekitar 120 juta pemilik hak suara, dengan generasi Z dan milenial yang berusia 17-39 tahun mendominasi pemberian suara sehingga pemuda perlu memiliki peran yang strategis dalam peta politik 2024.

Maka dari itu, Gagasan lahir dari kepedulian para penggeraknya terhadap masa depan politik Indonesia yang diharapkan lebih mengedepankan substansi dan pemikiran perbaikan bangsa.

"Kami mau dengar dan kritisi gagasan para calon pemimpin. Kami juga mau gagasan kami didengar dan dijalankan. Pemuda harus jadi bagian aktif dari perubahan dan kemajuan bangsa," kata Michael dalam keterangannya.

Menurut dia, sebagian besar pemuda sepakat bahwa politik Indonesia harus naik kelas sehingga Indonesia membutuhkan gagasan segar, inovasi, dan solusi. Dengan begitu, pemilu tidak hanya menjadi ajang gimmick maupun hiruk pikuk dan pemuda hanya menjadi penonton dan "alat" golongan tertentu.

Dalam acara tersebut, terdapat pula kegiatan diskusi yang menghadirkan Jovial Da Lopez dari kalangan profesional. Ia mengungkapkan bahwa pemuda penting untuk terlibat dalam proses politik sebagai pemegang saham terbesar dari segi jumlah suara dan akan mewarisi masa depan.

"Kita punya suara yang harus kita gunakan di 2024 ini, baik dalam memilih calon pemimpin terbaik maupun dalam memunculkan pemimpin dari kalangan pemuda itu sendiri,” tegas Jovial.

Pembicara lainnya dari kalangan advokat dan akademisi, Togi Pangaribuan, menambahkan pemuda harus bijak menentukan pilihan nantinya. Pemuda juga harus bersatu serta pintar menyikapi banjir informasi dan perkembangan teknologi untuk menghindari perpecahan dan digunakannya pemuda hanya sebagai komoditas politik.

"Pilihan politik harus diambil melalui pertimbangan yang objektif dan putusan yang terinformasi. Perbedaan pilihan politik itu biasa asal tetap mengedepankan persatuan,” ucap Togi.

Acara ditutup dengan pengucapan deklarasi Gagasan yang dibacakan oleh Aida Mardatillah, Musthofa Faruq, Osco Olfriady Letunggamu, Sabrina Malik, dan Togi Pangaribuan.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023