Jerusalem (ANTARA News) - Israel siap mengeluarkan pendapatan pajak Palestina ke mekanisme bantuan internasional guna nencegah ambruknya sektor kesehatan Palestina dan untuk membayar gaji, kata seorang pejabat Israel, Kamis. Dengan mengizinkan pendapatan pajak untuk digunakan membayar gaji untuk sektor kesehatan itu merupakan satu perobahan sikap negara Yahudi itu. Pekan lalu, Menlu Tzipi Livni mengatakan Israel tidak akan menggunakan uang itu untuk gaji. Tapi Israel telah mendapat tekanan keras Eropa untuk mengeluarkan pendapatan pajak itu di tengah-tengah kekhawatiran bahwa sektor kesehatan Palestina berada diambang keambrukan total. Masih tetap tidak jelas apakah sektor-sektor lain Pemerintah Palestina, termasuk guru dan personil keamanan, akan dibayar. Pemerintah Palestina memiliki 165.000 karyawan, sekitar 11.000 di antara mereka bekerja di sektor kesehatan. Pejabat Israel itu yang tidak bersedia namanya disebutkan, mengatakan kepada Reuters sejumlah negara donor, seperti Israel telah mengutarakan keberatan untuk membayar gaji guru karena kurikulum di sekolah-sekolah dikuasai oleh Kementerian Pendidikan yang dipimpin Hamas. Pejabat itu tidak mengatakan berapa jumlah pendapatan pajak yang akan dikeluarkan Israel dalam mekanisme itu atau kapan. Donor-donor internasional dan institusi-institusi keuangan akan bertemu di Brussels pekan depan untuk berusaha menyempurnakan mekanisme sementara tu, yang diajukan Uni Eropa atas nama para penengah Kelompok Empat Timur Tengah-- AS, Uni Eropa, Rusia dan PBB. Sekutu dekat Israel, AS keberatan bagi pembayaran gaji, tapi seorang diplomat AS mengatakan: "Kami tentu ingin melihat satu mekanisme yang dibuat oleh EU itu akan mengizinkan partisipasi luas oleh donor-donor internasional dan Israel." Israel menahan 55 juta dolar AS tiap bulan dari hasil pajak yang ia kumpulkan atas nama Palestina sejak Hamas meraih kemenangan dalam pemilihan legislatif Januari lalu dan menguasai pemerintah Palestina. "Kami siap mengalihkan pendapatan pajak itu ke mekanisme itu untuk sektor kesehatan," kata pejabat Israel itu. Ia mengatakan uang yang akan dikirim Isarel itu akan diberikan khusus untuk rumah-rumah sakit dan klinik-klinik Palestina, dan seorang akuntan independen akan mengawasi agar uang itu tidak akan dialihkan ke pemerintah yang dipimpin Hamas itu. Uang itu akan digunakan untuk membayar gaji para dokter, perawat dan pekerja kesehatan lainnya yang tidak dibayar selama lebih dari dua bulan, kata pejabat tersebut. Dipimpinan AS, donor-donor penting Barat memberlakukan bantuan asing kepada pemerintah Palestina yang dipimpin Hamas, menuntut Hamas mengakui Israel, menghentikan aksi kekerasan dan mentaati perjanjian perdamaian sementara Israel-Palestina. Pemerintah Palestina memiliki hutang 1,3 trliun dolar dan tidak memiliki penghasilmn untuk membayar gaji yang lama tertunggak kepada para karyawan pemerintah, yang mengalami kesulitan ekonomi di di Tepi Barat dan Jalur Gaza. (*)

Copyright © ANTARA 2006