Bojonegoro, (ANTARA News)- Pemukiman warga di sepanjang DAS ( Daerah ALiran Sungai ) Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim pada musim kemarau tahun ini semakin mencemaskan akibat terancam longsoran tebing sungai Bengawan Solo. Longsoran mulai mengancam dan merusak ratusan rumah warga, termasuk TBS (Taman Bengawan Solo), juga warung yang berada disekitarnya, demikian pantauan ANTARA, Jumat (19/5). Di Kelurahan Klangon Kecamatan Kota Bojonegoro dua rumah milik, Ali M dan Kasbiyanto roboh, sedangkan di Desa Kauman, Ledokkulon, juga Ledokwetan semuanya di Kecamatan Kota Bojonegoro, dan puluhan rumah lainnya kritis terancam longsoran. "Saya terpaksa memindah warung saya karena persis diatas tanggul yang sekarang ini ambles, " kata Suwangko(55), penduduk Desa Banjarsari Kecamatan Trucuk, yang berjualan di tanggul TBS (Taman Benagwan Solo) di Utara Pasar Kota Bojonegoro. Ada sejumlah warung yang terpaksa harus pindah karena persis diatas longsoran termasuk ponten atau WC dan Kamar mandi umum yang dibangun Pemkab Bojonegoro anjlok 2,5 meter. Menurut Suwangko, longsornya tebing Bengawan Solo di TBS terjadi Minggu (14/5) sore hari bersamaan dengan surutnya sungai Bengawan Solo. Hanya dalam waktu 5 jam, longsoran di TBS sepanjang 100 meter dengan lebar 50 meter tersebut terjadi dengan kedalaman 2,5 m dan mengakibatkan warung roboh. Begitu pula di sepanjang DAS mulai Kelurahan Klangon, Desa Kauman, Ledokwetan dan Ledokkulon, sepanjang satu km mengalami proses longsor satu hingga tiga meter dengan kedalaman dua meter. Menurut sejumlah warga, hampir setiap tahun tebing sungai Bengawan Solo di kawasan daerah tersebut selalu longsor dengan lebar dua meter mendekati pemukiman warga. "Ada beberapa warga yang sudah berpindah-pindah rumah karena dikejar longsoran bisa 3-5 kali pindah, dan tanah yang ditempati awal sekarang sudah menjadi sungai, " kata Ki Karsono (45), penduduk Desa Ledokkulon. Kepala Dinas Pengairan PU Pemkab Bojonegoro, Tedjo Sukmono, kepada Antara, menyatakan, berbagai usulan yang dilakukan Pemkab Bojonegoro, kepada Pemerintah Pusat menyangkut pengamanan warga di sepanjang DAS (Daerah ALiran Sungai) Bengawan Solo terutama di daerah rawan longsor telah dilakukan namun belum ada respon. Berdasarkan penelitan Nippon Koi Ltd, Konsultan Jepang yang menangani sungai terpanjang di Jawa tersebut, kata Tedjo Sukmono, untuk mengatasi dampak longsoran sungai Bengawan Solo paling efektif dengan membuat sudetan. "Pola sudetan atau pelurusan sungai merupakan alternatif terbaik, selain membuat plengsengan," demikian Tedjo Sukmono.(*)

Copyright © ANTARA 2006