Pada 9 Juli 2022 Blitar melepaskan ekspor ikan koi perdananya ke Malaysia melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya I, Jatim
Blitar, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa terus mendukung pengembangan budi daya ikan koi karena dinilai sangat potensial di Kabupaten Blitar.

"Ikan koi Blitar ini sudah punya nama. Potensinya luar biasa besar untuk membangkitkan perekonomian warganya. Salah satunya di Desa Sumberingin ini," katanya dalam taklimat media yang diterima, di Blitar, Sabtu.

Gubernur mengatakan ikan koi dari Blitar sudah punya nama sehingga dirinya optimistis dapat menjadi salah satu potensi andalan sebagai komoditas ekspor Blitar.

Ia juga telah meninjau pameran ikan koi bertajuk "Beringin Koi Roadshow 2023" di Desa Sumberingin, Kabupaten Blitar.

Menurut dia, kualitas ikan Koi Blitar telah terkenal baik di tingkat nasional maupun mancanegara. Bahkan tahun lalu, tepatnya pada 9 Juli 2022 Blitar melepaskan ekspor ikan koi perdananya ke Malaysia melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya I, Jatim.

"Alhamdulillah, tahun lalu ekspor perdana ikan koi Blitar ke Malaysia dengan melepas sebanyak 80 ekor ," katanya. 

Dilansir dari data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, produksi ikan hias di Kabupaten Blitar pada tahun 2021 memang didominasi oleh Ikan Koi dengan nilai produksi sejumlah 222.437.851 ekor (99 persen), kemudian disusul oleh ikan hias dengan jumlah produksi 704.000 ekor yaitu ikan gupi, ikan siklid oscar dengan jumlah produksi 641.000 ekor, ikan barbir dengan jumlah produksi 262.000 ekor kemudian disusul ikan cupang dengan nilai produksi 210.000 ekor.

Tidak hanya jumlah produksinya yang tinggi, kualitas ikan koi yang dihasilkan juga bagus. Oleh karena itu, Ikan Koi Blitar bisa tembus pasar mancanegara.

Ikan koi yang diproduksi oleh pembudidaya dikelompokkan menjadi beberapa "grade" sesuai permintaan pasar. Grade ikan dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, bentuk tubuh, corak warna, dan bagian-bagian tubuh ikan.

Untuk menghasilkan ikan koi yang berkualitas maka dilakukan seleksi sampai empat kali yang membutuhkan waktu selama kurang lebih delapan bulan.

Sedangkan jenis ikan koi yang diproduksi di Blitar ada berbagai macam seperti Kohaku, Sanke, Asagi, Showa Sanshoku, Tancho, Hi Utsuri, Kinginrin, Shusui, Platinum dan beberapa jenis ikan koi lainnya.

Gubernur Khofifah juga berharap agar budi daya ikan hias, terutama ikan Koi di Blitar kian dimaksimalkan. Melalui budi daya ini, Blitar dapat menjadi pusat Koi Jawa Timur bahkan Indonesia. Sehingga semakin mengukuhkan Blitar sebagai tempat jujugan para peminat dan kolektor ikan Koi.

"Untuk itu perlu sinergitas dan kolaborasi yang kuat. Baik antara warga sebagai para pelaku budi daya maupun pemerintah daerah. Saya minta pemda memberikan dukungan penuh agar pelaku UMKM budi daya ikan Koi semakin meningkat dari segi kualitas maupun produksinya," kata dia.

Dengan berkembangnya produktifitas ikan koi di Blitar, diharapkan juga bisa berimbas pada peningkatan kesejahteraan warga Blitar. Sehingga, komoditas unggulan ini bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat Blitar, demikian Khofifah Indar Parawansa.

Baca juga: KKP bantu UMKM ekspor perdana Ikan Koi ke Malaysia

Baca juga: Mendes PDTT resmikan sistem IoT untuk budi daya ikan koi di Blitar

Baca juga: Benih ikan koi ditebar di taman hutan Kota Madiun-Jatim

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023