New York (ANTARA) - Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken pada Minggu mengatakan tidak ada permintaan maaf dari Wang Yi, Direktur Kantor Komisi Luar Negeri Komite Pusat Partai Komunis China, atas insiden balon udara China di wilayah udara AS.

Pernyataan itu disampaikan Blinken setelah melakukan pertemuan tidak resmi dengan Wang Yi di sela-sela Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu.

"Saya tidak ingin menggambarkan apa yang dia sampaikan karena saya kira itu tidak pantas, tetapi saya bisa mengatakan tidak, tidak ada permintaan maaf," kata Blinken dalam wawancara dengan NBC yang disiarkan pada Minggu.

Blinken mengatakan dirinya telah memberi tahu Wang Yi bahwa balon udara itu telah melanggar kedaulatan AS dan hukum internasional.

"Saya bilang kepadanya bahwa (insiden itu) tidak dapat diterima dan tidak boleh terjadi lagi," kata diplomat AS itu.

Dia juga menjelaskan bukan cuma AS yang menemukan balon pengintai melintas di wilayah udaranya.

Lebih dari 40 negara dalam beberapa tahun terakhir ini telah dilintasi oleh balon-balon serupa, kata Blinken.

Sebelumnya pada akhir Januari lalu, otoritas AS menemukan balon udara China terbang jauh di atas ketinggian standar pesawat komersial di wilayah udara negaranya.

Balon udara itu disebut tidak membahayakan aktivitas masyarakat di darat.

Pada 4 Februari, balon tersebut ditembak jatuh oleh rudal dari jet tempur Angkatan Udara AS.

Menurut AS, China menggunakan balon tersebut untuk mengumpulkan data-data intelijen penting.

Akibat kejadian tersebut, Blinken membatalkan kunjungannya ke China.

Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington tidak perlu meminta maaf karena telah menembak jatuh balon China tersebut.

Sementara itu, Kemlu China mengatakan mereka memprotes serangan dan fitnah AS tersebut.

Beijing berdalih balon udara itu merupakan balon penelitian cuaca yang tidak sengaja memasuki wilayah udara AS.

Sumber: TASS-OANA

Baca juga: China: AS jangan manfaatkan isu balon udara untuk manipulasi politik
Baca juga: AS tanggapi insiden balon bagai orang "histeris", kata China
Baca juga: Biden akan bicara dengan Xi Jinping bahas insiden balon


 

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023