Jakarta (ANTARA) - Asas manfaat dari sistem pemilu proporsional campuran yang diwacanakan belakangan ini sama saja posisinya dengan dua sistem pemilu lainnya, yakni proporsional terbuka dan tertutup, kata pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing.

"Untuk rakyat sebenarnya tiga model tersebut posisinya sama saja, relatif tidak bermanfaat. Mau tertutup, mau terbuka, mau setengah tertutup atau campuran relatif tidak ada manfaatnya," kata Emrus Sihombing saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Menurut Emrus, apa pun bisa dipilih dan dipakai sebagai sistem pemilu jika dilihat dari sudut pandang pihak-pihak yang berkepentingan dengan solusi sistem yang sama-sama disepakati.

Masyarakat pun selama ini tidak mempermasalahkan dan juga tidak ada gejolak ketika salah satu sistem pemilu diputuskan untuk dipakai.

Misalnya, kata Emrus, saat penggunaan sistem proporsional tertutup dulu dan berikutnya berganti menjadi sistem proporsional terbuka.

Namun, ketika melihat dari sisi masyarakat tentunya ketiga sistem tersebut tidak bermanfaat, ketika penentuan para kandidat calon legislatif bukan berasal dari suara rakyat.

Menurut Emrus, selama ini rakyat hanya disuguhkan nama kandidat yang sudah ditentukan partai politik dan daftar nama tersebut yang kemudian dipilih rakyat di bilik suara.

"Artinya mau sistem pemilu terbuka atau tertutup kan sama saja, bedanya ada daftar calon legislatif dan yang tertutup tidak ada daftar, tapi keduanya parpol yang memilih calon legislatifnya. Ketika ada wacana campuran itu kan juga sama saja," kata Direktur Eksekutif Emrus Corner itu.

Ketiga sistem itu, lanjut dia, sama-sama menyuguhkan sosok kandidat yang ditentukan partai politik sehingga tidak ada jaminan calon legislatif yang maju merupakan representasi dari rakyat.

Berbeda ketika kandidat yang maju merupakan sosok pilihan rakyat yang kemudian dicalonkan oleh partai politik maka hal itu baru memberikan perbedaan signifikan dibanding mengutak-atik sistem kepemiliuan.

Sebenarnya, tambah Emrus, pemilihan kandidat sesuai representasi rakyatlah yang penting menjadi perhatian bersama jika memang ingin memberikan perubahan yang lebih baik.

"Tapi, lagi pula kita bukan sistem parlementer, tapi presidensial. Untuk itulah saya berpendapat bahwa wacana-wacana yang dilontarkan oleh teman-teman, para politisi menjadi tidak terlalu bermanfaat," ujarnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023