Tidak ada siapa yang superior dalam hubungan ASEAN dan Jepang.
Jakarta (ANTARA) - Jepang menekankan hubungan “hati ke hati” dengan seluruh anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai salah satu prinsip fundamental di masa lalu, saat ini dan masa depan.

“Hubungan ini dibentuk oleh ‘hati ke hati’ yang menjadi kata kunci hubungan Jepang dan ASEAN,” kata Wakil Direktur Divisi Kebijakan Regional Biro Hubungan Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Jepang Yazawa Hideki dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan hubungan tersebut bukan hanya sebatas hubungan di sektor ekonomi dengan negara-negara ASEAN, melainkan sebagai mitra yang sangat dekat.

Hubungan dari "hati ke hati" diperkenalkan oleh Perdana Menteri Jepang periode 1976-1978 saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Jepang perdana di Kuala Lumpur, Malaysia pada 1977.

Saat itu, Fukuda memperkenalkan tiga prinsip yang dikenal dengan Doktrin Fukuda, yakni Jepang tidak akan pernah menjadi kekuatan militer, membangun hubungan dari hati ke hati serta ASEAN dan Jepang adalah mitra yang setara.

“Tidak ada siapa yang superior dalam hubungan ASEAN dan Jepang. Doktrin Fukuda berperan sebagai fondasi dan prinsip fundamental bagi diplomasi Jepang terhadap ASEAN di masa sekarang dan masa yang akan datang,” kata Yuzawa.

Baca juga: Jepang pandang ASEAN penting bagi upaya penertiban laut

Prinsip hubungan “hati ke hati” pun berlanjut pada 2013 saat Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan Lima Prinsip Diplomasi Jepang-ASEAN yang bertepatan dengan peringatan ke-40 tahun Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang.

Lima prinsip itu adalah melindungi dan mengamalkan nilai-nilai universal, mematuhi aturan hukum dan hukum laut internasional, mempromosikan ekonomi bebas dan terbuka, meningkatkan hubungan budaya, dan menggenjot pertukaran pemuda.

Dalam pernyataan visi persahabatan dan kerja sama itu, Jepang sepakat bahwa ASEAN adalah mitra perdamaian dan stabilitas, mitra kesejahteraan, mitra kualitas hidup, serta mitra dari hati ke hati.

Tahun ini, Yazawa mengatakan pihaknya juga akan mengumumkan secara rinci visi baru untuk hubungan Jepang-ASEAN dalam rangka peringatan ke-50 tahun Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang yang akan digelar di Tokyo, Desember mendatang.

Sepanjang 10 tahun terakhir, Jepang dan ASEAN terlibat aktif dalam berbagai kerja sama, di antaranya komitmen Official Development Assistance (ODA) senilai dua triliun yen (Rp225,7 triliun) pada 2013 hingga lima tahun selanjutnya, bantuan dan pelatihan antiterorisme senilai 45 miliar yen (Rp5,07 triliun) pada 2016 hingga tiga tahun selanjutnya, serta ASEAN-Japan Connectivity Initiative senilai dua triliun yen (Rp225,7 triliun) untuk konektivitas darat, laut dan udara pada 2020 hingga tiga tahun ke depan.

Pada 2019, jumlah pengunjung dari Jepang ke negara-negara ASEAN lebih dari 5,5 juta orang dan angka pengunjung dari negara-negara ASEAN ke Jepang melampaui 4 juta pengunjung.

Baca juga: Jepang dorong tiga pilar dukung pengurusutamaan AOIP

Baca juga: Jepang dorong Indonesia jalin kerja sama erat untuk atasi isu ASEAN

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023