Ambon (ANTARA) - Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Ambon Stiven Patty menyatakan minat warga Ambon untuk bekerja di bidang peternakan dan perkebunan di Darwin, Australia, masih rendah.

"Sejak kami membuka pendaftaran 13 Februari 2023 hingga saat ini baru sebanyak 47 orang yang mendaftar untuk bekerja sebagai pekerja migran di Darwin Australia," Katanya di Ambon, Rabu.

Ia mengatakan Pemerintah Australia membuka peluang bagi pekerja migran asal Kota Ambon sebanyak 1.000 orang.

Pendaftaran pekerja migran dibuka mulai 13 Februari-14 Maret 2023, dengan syarat mampu berbahasa Inggris dasar, usia 25-40 tahun, membawa surat keterangan sehat dari rumah sakit, surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) dari kepolisian, dan kartu pencari kerja.

Baca juga: Australia buka peluang pekerja migran Kota Ambon bekerja di Darwin

Baca juga: 15 kandidat pekerja migran Kota Ambon siap bekerja di Australia


"Sampai saat ini baru 47 orang yang mendaftar, kemungkinan besar kendala yang dihadapi faktor bahasa. Kita berharap sampai batas waktu yang ditetapkan kuota yang diberikan dapat terpenuhi," katanya.

Stiven mengakui pekerjaan yang ditawarkan merupakan pekerjaan non keahlian, sehingga terbuka untuk seluruh lulusan pendidikan mulai dari lulusan SMP hingga perguruan tinggi.

"Tidak tertutup kemungkinan bagi lulusan SMP atau SMA, karena pekerjaan ini non keahlian dan dengan ikatan kontrak kerja kurang lebih 9 bulan hingga satu tahun masa kerja," ujarnya lagi.

Pemkot Ambon, kata dia, melakukan kerja sama dengan Global Labour Solutions (GLS) recruitmen agen di Darwin, Australia, untuk penempatan tenaga kerja , tahap pertama akan bekerja sebagai perawat lansia.

Warga Kota Ambon yang berminat mengikuti program ini, tidak perlu khawatir, karena pemkot telah menjalin MoU dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dalam rangka penempatan perlindungan kepada pekerja migran.

"Setelah pendaftaran akan dilanjutkan tahapan seleksi lanjutan, guna menyiapkan para pekerja migran berangkat bekerja sesuai target di bulan Juli 2023," kata Stiven*

Baca juga: Membongkar kasus penyelundupan WNI ke Australia

Baca juga: Indonesia jajaki peluang kerja perawat di Australia

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023