Jakarta (ANTARA) - Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat membongkar jaringan peredaran narkoba internasional dengan barang bukti sabu siap edar seberat 227 kilogram.

"Ini merupakan hasil penangkapan dari penyelidikan sejak awal 2023," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mukti Juharsa saat ditemui di Polres Jakarta Barat, Kamis.

Pengungkapan kasus tersebut bermula ketika Polres Jakarta Barat menangkap seorang pengedar sabu di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Polisi mengembangkan kasus tersebut hingga akhirnya kembali menangkap satu pengedar berinisial RK di kawasan Tanggerang Selatan.

Dari jaringan RK, polisi mengamankan 1,7 kilogram sabu. Polisi juga menangkap dua pengedar berinisial DNY dan RYB di wilayah Tanggerang dengan barang bukti satu kilogram sabu.

Baca juga: Polda Metro Jaya ungkap kasus peredaran sabu seberat 109,9 kilogram
Baca juga: DPR apresiasi Polda Metro Jaya ungkap peredaran sabu lewat vape

Berdasarkan pemeriksaan tersangka yang ditangkap di Tanggerang, polisi mendapati informasi tentang keberadaan pengedar lain berinisial MUL dan MRT di wilayah Riau.

"Berdasarkan informasi tersebut kita lakukan penanganan kepada MUL dan RMT di wilayah Riau dengan barang bukti 82 kilogram sabu," kata dia.

Dari penangkapan satu tersangka di Riau, penyidik kembali menangkap penyuplai sabu di wilayah Aceh yang berinisial GUS. "Pada saat penangkapan ditemukan sabu dalam bungkus teh cina warna hijau dan kuning seberat 266 kilogram," kata dia.

Sebanyak 266 kilogram (kg) sabu tersebut didapat GUS dari seorang bandar di Malaysia. Sabu tersebut dikirimkan melalui jalur laut dan diterima GUS di Aceh.

Dari Aceh, GUS berencana membawa sabu tersebut menggunakan truk ke gudang untuk selanjutnya dikirimkan ke wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Total ada enam orang yang ditangkap dan ditetapkan tersangka dalam kasus ini. Para tersangka disangkakan Pasal 114 ayat (2) Sub Pasal 112 ayat (2) UURI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023