Lampung ini menjadi eksportir utama biji ataupun bubuk lada hitam di Indonesia.
Bandarlampung (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Lampung mengatakan bahwa Lampung perlu meningkatkan produktivitas lada hitam di daerahnya, mengingat daerah ini merupakan eksportir utama lada hitam.

"Lampung ini menjadi eksportir utama biji ataupun bubuk lada hitam di Indonesia," ujar Ekonom Senior BI Lampung Tri Setyoningsih, di Bandarlampung, Kamis.

Ia mengatakan dari total ekspor lada hitam Indonesia pada 2022, untuk biji lada hitam dengan total ekspor sebesar 47,02 juta dolar Amerika Serikat, Provinsi Lampung merupakan penyumbang 77,9 persen dari kegiatan ekspor tersebut.

"Lalu produk lada hitam Lampung pun digemari di pasar global. Oleh karena itu melihat potensi besar ini, produktivitas lada hitam harus ditingkatkan lagi," katanya pula.

Dia menjelaskan pada 2022 total ekspor lada Lampung mencapai 50,4 juta dolar AS. Dimana 72,4 persen adalah ekspor biji lada hitam.

Selanjutnya 22,4 persen adalah ekspor biji lada putih, dan 5,2 persen adalah ekspor bubuk lada hitam.

"Untuk ekspor biji lada hitam Lampung pada 2022 yang menjadi mitra utama atau negara tujuan utama adalah Vietnam dengan persentase 22,45 persen, kemudian diikuti Tiongkok 21,70 persen, dan Amerika Serikat 12,5 persen," ujarnya pula.

Menurut dia, dengan posisi yang baik dalam pasar ekspor serta populer di pasar global, lada hitam Lampung berpotensi meningkatkan perekonomian daerah.

"Dengan cukup populernya lada hitam Lampung, jadi perlu ditekankan bahwa dukungan pengembangan lada hitam dari hulu sampai hilir diperlukan. Sehingga produktivitas meningkat, serta berkontribusi di sektor pertanian dan industri pengolahan," kata dia lagi.

Produktivitas lada hitam Lampung mengalami penurunan cukup signifikan dengan hanya mampu menghasilkan 0,7 kuintal per hektare. Lalu luasan lahan lada di Lampung seluas 46.847 hektare, dan produksinya 15.229 ton pada 2022.
Baca juga: Nilai ekspor lada hitam melonjak 44,05 persen seiring pulihnya ekonomi
Baca juga: Membangkitkan kembali Provinsi Lampung sebagai Tanoh Lado

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023