Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid mengharapkan aksi demonstrasi terkait Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi (RUU APP) tidak menimbulkan konflik antar-anak bangsa. Ketika ditemui hari Minggu, Hidayat mengingatkan bahwa demo mendukung RUU APP dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang mengekspresikan pendapat mereka, sedangkan demo-demo yang menolak RUU tersebut juga ekspresi pendapat dari masyarakat Indonesia. "Jadi, saya berharap bahwa proses demokratisasi semacam ini tidak dicederai dengan adanya misinformasi atau kekerasan," katanya usai peluncuran program "Sejuta Al Quran Braille Untuk Tuna Netra" di Ciputat, Tangerang. Ribuan orang yang mendukung disahkannya RUU APP di Jakarta, Minggu (21/5) pagi turun ke jalan melakukan unjuk rasa dari Istana Negara menuju gedung DPR/MPR, diantaranya adalah tokoh-tokoh Islam maupun kalangan artis yang populer lewat dakwah seperti Habib Riziq, Zainuddin MZ, Jeffri Al Buchori, Rhoma Irama. Sementara beberapa waktu sebelumnya, Aliansi Bhinneka Tunggal Ika juga melakukan aksi demo yang diikuti ribuan orang yang menolak disahkannya RUU APP dengan alasan dapat mengganggu keberagaman budaya bangsa Indonesia. Menurut Hidayat, dari kedua pihak yang sama-sama telah melakukan aksi turun ke jalan dalam menyatakan pendapatnya itu ada satu hal yang menjadi titik temu, yaitu suatu kesepakatan bahwa kedua belah pihak mengaku tidak menyetujui pornografi. "Jadi bahwa bangsa ini perlu etika, saya kira kita semua sepakat. Dan kita dengar rekan-rekan yang anti-RUU APP mengatakan `kami tidak setuju dengan pornografi` dan rekan-rekan yang mendukung RUU APP juga anti pornografi. Jadi ada hal yang bertemu, tinggal lagi permasalahannya apakah itu dibuat satu UU atau menguatkan KUHP," paparnya. Mengacu kepada Tap MPR no.6 tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Hidayat menyatakan harapannya agar pihak DPR yang sedang menggodok RUU APP untuk betul-betul mempertimbangkan bagaimana RUU APP betul-betul akan menghadirkan kualitas berbangsa ke depan yang lebih baik. Aksi-aksi unjuk rasa yang muncul disebut Hidayat tidak perlu sampai menimbulkan kekerasan ataupun tindakan anarki. "Saya menolak kekerasan atas apapun dan atas nama siapapun dan mudah-mudahan juga tidak dicederai dengan adanya tindakan anarki," tegasnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006