Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 34 orang yang positif terinfeksi virus corona penyebab COVID-19 varian Omicron sub-varian CH.1.1 atau Orthrus di wilayah DKI Jakarta sejak November 2022 hingga Februari 2023 seluruhnya telah dinyatakan sembuh menurut data Dinas Kesehatan.

"Terakhir ditemukan positif PCR-nya pada 9 Februari 2023 dan sudah sembuh," kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ngabila Salama di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pasien yang terinfeksi Orthrus terdiri atas 28 orang dewasa, lima orang lanjut usia (lansia), dan satu balita. Sebanyak 21 pasien tercatat berdomisili di Jakarta dan 13 pasien lainnya berdomisili di luar Jakarta.

"25 persen tanpa gejala, 75 persen bergejala ringan," katanya mengenai kondisi pasien yang terinfeksi Orthrus.

Menurut Ngabila, sebanyak 10 persen dari pasien yang terinfeksi Orthrus sama sekali belum mendapat vaksinasi COVID-19, 15 persen sudah dapat vaksinasi dua dosis, dan 75 persen sudah dapat vaksinasi tiga dosis.

Kasus infeksi Orthrus pertama di DKI Jakarta dideteksi dari hasil pemeriksaan RT-PCR pada 4 November 2022 dan digolongkan sebagai kasus transmisi lokal.

Sedangkan kasus infeksi virus corona varian Kraken atau XBB.1.5 pertama ditemukan di Jakarta pada 23 Desember 2022 berdasarkan hasil tes PCR.

"Butuh waktu delapan sampai 12 pekan (bagi varian virus) untuk menjadi dominan. Tapi kami lihat saat ini kondisi aman terkendali," kata Ngabila.

Dia menyampaikan bahwa secara umum penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta sudah terkendali. Kenaikan kasusnya tidak disertai peningkatan pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit maupun kenaikan angka kematian.

Meski demikian, Ngabila mengatakan, pemantauan tetap dilakukan hingga dua pekan ke depan untuk mengetahui tren penularan.

"Kemungkinan besar Jakarta sudah melalui puncak gelombang (penularan) Kraken pada 13--19 Februari 2023. Karena kadar imunitas yang tinggi dan cukup merata, sehingga varian baru tidak berkembang dominan di Indonesia," ujarnya.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa Orthrus saat ini masuk dalam kategori variants under monitoring atau varian dalam pemantauan Badan Kesehatan Dunia sebagai salah satu garis keturunan dari varian BA 2.75.

Artinya, varian tersebut dicurigai memiliki karakteristik virus yang cenderung lebih cepat menular, kata Nadia.

Nadia mengatakan bahwa Kraken dan Orthus merupakan subvarian dari Omicron, yang masuk ke wilayah Indonesia sejak 2022.

"Kedua varian virus memiliki karakteristik lebih cepat menular dibandingkan dengan sub-varian sebelumnya," katanya.

Namun, menurut dia, belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa tingkat kesakitan dan kematian akibat infeksi Orthrus lebih parah dibandingkan dengan sub-varian virus corona yang lain.

Nadia menekankan pentingnya vaksinasi COVID-19 untuk menekan risiko infeksi varian-varian baru virus corona.

"Vaksinasi COVID-19 yang tersedia saat ini masih relevan untuk mencegah kesakitan yang parah, atau bahkan sampai dirawat ke rumah sakit," katanya.

Baca juga:
Kemenkes: Perkuat vaksinasi, COVID-19 varian baru masih ditemukan
Pemerintah catat enam kasus infeksi Kraken di Indonesia

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023